Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Emdeki Utama Tbk (MDKI) sudah resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 25 September 2017 lalu. Emiten industri kalsium karbida ini melantai di bursa dengan harga Rp 600 per saham. Hingga penutupan perdagangan sesi I, Senin (23/10), saham MDKI telah turun 56,99% ke harga Rp 258 per saham.
Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan saham PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS). Meski baru melantai di bursa pada 5 Oktober 2017 lalu, harga saham KIOS sudah berhasil naik 56,13% dalam waktu seminggu.
Bahkan, pada Jumat (20/10) lalu, saham KIOS disuspensi oleh BEI. Tak hanya itu, perdagangan waran seri I KIOS (KIOS-W) juga dikunci oleh BEI. Sebagai informasi, harga saham KIOS pada penutupan perdagangan Kamis (19/10) berada di level Rp 3.310 per saham, naik 24,91% dari hari sebelumnya.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Josscarios memandang perbedaan pergerakan harga dua saham anyar ini dari sisi industri. Sebagaimana diketahui, KIOS bergerak di industri teknologi. Perusahaan rintisan pertama di BEI ini menekankan bisnisnya pada akses masyarakat rural area terhadap transaksi dan pembayaran. "Dengan demikian KIOS memiliki potensi pertumbuhan yang lebih luas untuk kelangsungan perusahaan," ujar Josscarios, Senin (23/10).
Sementara itu, MDKI menurutnya tak memiliki keleluasaan yang sama. Menurut Josscarios, perusahaan yang bergerak di sektor industri dasar ini harus menghadapi permintaan karbit di Indonesia yang relatif stagnan.
"MDKI kita masih lihat perusahaannya underperform karena potensi tumbuh industri tersebut cukup terbatas," tutur Josscarios. Di sisi lain, meski KIOS masih memiliki prospek bagus dari sisi bisnis, Josscarios menilai bahwa valuasinya terbilang mahal. Dia melihat adanya potensi turun pada harga saham KIOS karena aksi profit taking.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News