Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli
Dengan begitu, PTPP memiliki kesempatan lebih untuk menerima proyek dengan nilai kontrak besar dibanding dengan kompetitornya.
Selain itu, hingga akhir 2019 PTPP masih memiliki dana kas Rp 9 triliun. Joey menilai kas PTPP cukup banyak dan bisa menstabilkan cashflow perusahaan dari keterlambatan pembayaran proyek.
Joey juga menilai positif rencana PTPP mendivestasi beberapa proyek senilai total Rp 1,25 triliun. "Divestasi aset proyek yang potensial di tengah pandemi bisa menamah pendapatan dan dana bisa diputar untuk modal proyek yang lain," kata Joey.
Baca Juga: Menanti Dana Segar dari Bank Jangkar
Sebagai usaha menjaga likuidias, PTPP juga mengajukan restrukturisasi utang perseroan atau anak usaha dengan nilai total Rp 3,89 triliun.
Joey tetap merekomendasikan beli PTPP di harga Rp 1.500 per saham, meski pertumbuhan kinerja keuangan tidak akan banyak bertumbuh. Alasan PTPP masih menarik adalah valuasi saham yang murah di 3,9 kali. Selain itu, orderbook-to-revenue ratio PTPP masih tinggi di 2,9 kali.
Artinya, kinerja keuangan PTPP akan tetap flat hingga tiga tahun ke depan meski tidak menerima proyek. "Justru jika PTPP berhasil mendapatkan perolehan kontrak baru maka itu menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan kinerja," kata Joey.
Arief juga merekomendasikan beli PTPP di Rp 1.030 per saham. Kompak, Isnaputra Iskandar Analis Maybank Kim Eng Securities merekomendasikan beli di Rp 950 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News