Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Rencana akuisisi Pertagas sebagai bagian dari rencana pembentukan holding migas yang menggantung, menyebabkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) . Ini yang menyebabkan kinerja PGAS terutama dari sisi profitabilitas turun cukup signifikan.
KONTAN memperoleh informasi, sejatinya salah satu pemicu kinerja keuangan PGAS yang tertekan, karena PGAS sudah terlanjur menarik fasilitas pinjaman sindikasi untuk memuluskan rencana akusisi Pertagas.
Fasilitas itu memiliki plafon maksimal US$ 650 juta yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu fasilitas onshore US$ 590 juta dan offshore US$ 60 juta. Ketentuan mengenai suku bunga dan pembayaran adalah Libor + 225 bps (onshore), dan Libor + 200 bps (offshore).
Fasilitas pinjamannya berasal dari lima lembaga keuangan, yakni Australian and New Zealand Banking Group Limited (ANZ), The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ,Ltd (BTMU), Citigroup Global Markets Singapore Pte.Ltd (Citi), The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Sayang, pemerintah belum memberikan kejelasan terkait akuisisi Pertagas. Sementara, yield instrumen deposito dan investasi lainnya yang menjadi sasaran penempatan dana hasil pencairan fasilitas pinjaman tersebut tidak lebih besar dibanding ketentuan bunga pinjaman. Jadi, daripada terbebani beban bunga, PGAS terpaksa melakukan pelunasan maju atas fasilitas pinjaman tersebut.
PGAS melunasi seluruh pinjaman, yakni US$ 486,75 juta untuk porsi onshore dan US$ 49,5 juta untuk porsi offshore. Jika ditotal, PGAS melunasi seluruh fasilitas pinjaman itu senilai US$ 536,25 juta.
Padahal, pinjaman itu memiliki tenor lima tahun terhitung sejak diterimanya fasilitas pinjaman pada 28 Agustus 2014 lalu. Sehingga, fasilitas pinjaman ini seharusnya baru akan jatuh tempo pada Agustus 2019.
Akibat pembayaran itu, aset lancar PGAS turun. Aset lancar menjadi US$ 1,73 miliar pada semester I-2017, turun 19% dibanding periode Desember 2016 yang sebesar US$ 2,12 miliar.
Bahkan, jika dibandingkan dengan kuartal I 2017, aset lancar PGAS turun hingga 24%. Per kuartal I, aset lancar PGAS tercatat US$ 2,27 miliar. Jika ditelisik lebih lanjut, pemicu paling signifikan penurunan aset muncul dari kas dan setara kas PGAS yang turun 30% jadi US$ 905,51 juta di semester I 2017 dari sebelumnya US$ 1,3 miliar per Desember 2016.
Bukan hanya aset yang terpengaruh. Dalam penjelasan laporan keuangan PGAS semester I 2017 disebutkan, seluruh biaya terkait pelunasan
pinjaman ini telah diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
Sebagian besar sisi beban PGAS naik, salah satunya beban keuangan PGAS yang naik sekitar 18% year on year (yoy) jadi US$ 77,14 juta. Alhasil, laba sebelum pajak penghasilan PGAS turun 39% yoy jadi US$ 108,14 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News