kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja pasar obligasi rekor, investor masih gencar masuk ke tenor pendek


Kamis, 21 Oktober 2021 / 07:30 WIB
Kinerja pasar obligasi rekor, investor masih gencar masuk ke tenor pendek


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Composite Bond Index (ICBI) yang mencerminkan kinerja pasar obligasi Indonesia kembali menorehkan rekor tertinggi di level 329,21 pada Selasa (19/10). Namun, pPelaku pasar masih lebih banyak memburu surat utang dengan tenor pendek.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengatakan ICBI rekor karena disokong tingginya minat investor. Selain itu, penguatan rupiah juga mendukung minat investor untuk masuk ke pasar obligasi.

Pergerakan yield US Treasury beberapa hari terakhir yang stabil cenderung menurun juga Dimas katakan menambah sentimen positif kinerja pasar obligasi dalam negeri jadi meningkat.

Sementara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan minat investor banyak tertuju pada surat utang dengan tenor pendek.

Tercatat, hingga 21 Oktober, porsi minat investor pada obligasi pemerintah tenor 2-5 tahun meningkat menjadi 25,02% dari 22,1% di akhir tahun lalu. Di periode yang sama, minat investor pada tenor 5-10 tahun meningkat menjadi 38,27% dari 35,8%.

Baca Juga: Ini strategi pengelolaan reksadana Sucorinvest AM saat pasar obligasi sideways

Sementara, minat investor pada obligasi tenor di atas 10 tahun menurun jadi ke 27,25% dari 33,5%.

Minat investor di surat utang korporasi juga mengalami kondisi yang sama. Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih mengatakan investor cenderung memburu surat utang korporasi dengan tenor  1 tahun. Padahal, sebelum pandemi minat investor tersebar pada surat utang tenor 1-5 tahun.

Dimas mengatakan, ketidakpastian kondisi pasar keuangan saat ini masih tinggi, sehingga banyak investor cenderung memilih tenor yang lebih pendek. Selain itu, dia mengamati mayoritas investor memiliki tujuan investasi dan likuiditas hanya untuk jangka pendek.

"Ada kemungkinan akses likuiditas yang tinggi saat ini tidak akan berlangsung lama, jadi saat nanti likudiitas mulai mengetat, investor tidak perlu menjual surat utang, melainkan hanya tunggu hingga jatuh tempo saja," kata Dimas.

Banyak investor yang saat ini tetap tertarik masuk ke surat utang tenor pendek karena imbal hasil yang diberikan masih lebih tinggi dari deposito.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula menambahkan, kondisi likuiditas yang berlimpah saat ini menyebabkan dana yang sebelumnya berada di deposito perbankan beralih ke surat utang. Tenor obligasi 1 tahun diminati karena sesuai dengan horizon tenor investor ritel yang cenderung pendek.

Baca Juga: Akan terbitkan obligasi global, ini rekomendasi saham Indofood CBP (ICBP)

"Risiko investasi di obligasi korporasi tenor 1 tahun lebih rendah dibandingkan eksposure jangka panjang dengan kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pemulihan," kata Ezra.

Kondisi yang sama juga terjadi di obligasi pemerintah, investor tetap melirik tenor 10 tahun ke bawah karena kebutuhan yang relatif pendek hingga menengah.

Dimas memproyeksikan, tren peningkatan peminat di surat utang tenor pendek bisa berlanjut hingga satu tahun ke depan atau hingga pertumbuhan kredit meningkat signifikan.

Selanjutnya: Surati Menkominfo minta blokir PUBG, ini alasan Gubernur Aceh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×