Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih negatif menyeret rata-rata kinerja reksadana saham menjadi yang paling buruk di sepanjang Oktober dan sejak awal tahun.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 31 Oktober 2018,rata-rata kinerja reksadana saham menjadi yang paling buruk dengan turun 8,88% sejak awal tahun dan turun 3,48% dibanding bulan sebelumnya (month on month). Penurunan kinerja tersebut beriringan dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun 8,25% sejak awal tahun dan turun 2,43% mom.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengatakan selain penurunan kinerja IHSG, rata-rata kinerja reksadana saham turun karena faktor nilai tukar rupiah melemah serta tren kenaikan suku bunga. Faktor ini membuat kinerja sektor perbankan dan consumer good yang berkapitalisasi besar di IHSG jatuh cukup dalam.
"Kapitalisasi sektor tersebut besar di IHSG, dan di bobot reksadana," kata Wawan, Kamis (1/11).
Selain itu, IHSG tertekan karena ada outflow inevstor asing yang sangat berpengaruh pada pergerakan IHSG.
Wawan optimistis, IHSG di akhir tahun bisa kembali ke level awal tahun, yaitu di 6.300 dengan level moderatnya di 6.100.
Jika IHSG hanya tembus ke level 6.100 maka rata-rata kinerja reksadana saham akan pulih ke sekitar 4%. "Akhir tahun rata-rata kinerja reksadana saham bisa capai di 1% sudah cukup baik," kata Wawan.
Keyakinan Wawan IHSG dan rata-rata kinerja reksadana saham bisa pulih didukung dari laporan keuangan para emiten di kuartal III yang tumbuh cukup baik. Selain itu, inflasi Indonesia hingga akhir tahun diproyeksikan masih akan stabil di level 3%.
Mengenai nilai tukar, Wawan berharap nilai ekuilibrium rupiah di Rp 15.000 bisa terus stabil. Untuk tahun depan, Wawan proyeksikan rata-rata kinerja reksadana saham bisa capai 9%-10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News