kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Analis: Investor harus disiplin dengan target profit dan cut loss saham Grup Salim


Kamis, 01 November 2018 / 06:11 WIB
Analis: Investor harus disiplin dengan target profit dan cut loss saham Grup Salim
ILUSTRASI. Produk Indofood


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten yang tergabung dalam bisnis usaha Salim Group telah merilis kinerja keuangan kuartal III-2018. Adapun emiten -emiten yang tergabung dalam Salim Group antara lain, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).

Aditya Perdana Putra, analis Semesta Indovest Sekuritas menyatakan, dari emiten yang telah merilis kinerja keuangan, hanya ICBP saja yang masih in line dan positif capaian kinerjanya. Sisanya di bawah target dari konsensus dan year on year 2017.

Aditya bilang, nampaknya hal ini sudah sesuai dengan harga saham baik di INDF, IMAS dan IMJS sehingga penurunannya sudah mulai terbatas. Untuk tahun ini belum ada yang benar-benar outperform, hanya ICBP saja. Kinerja pesat IMAS dan IMJS terjadi di tahun 2017 yang lalu, hingga akhir tahun pergerakannya akan terbatas.

"Jadi fokus untuk investasi tahun 2019. Kalau growth tahun ini jelek di tahun depan pembaginya akan kecil, jadi ada peluang yang bagus untuk emiten-emiten grup Salim membaik. Secara teknikal hanya ICBP dan LSIP yang masih oke trennya, sisanya cukup riskan," kata Aditya, Rabu (31/10).

Lanjut Aditya, kalau berkaca growth untuk tahun depan, dia memasukkan INDF sebagai stock pick. Secara jangka panjang, ICBP dan LSIP masih positif. "Buat investor yang ingin trading dan swing saham harus berhati-hati, disiplin dengan target profit dan cutloss-nya," kata Aditya

William Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan untuk saham yang tergabung dalam Salim Group, baik yang telah rilis kinerja keuangan maupun belum, yang masih menarik adalah saham INDF, ICBP, LSIP dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI).

"Saham sektor konsumen akan selalu menarik untuk jangka panjang. Sedangkan untuk sektor minyak sawit sedikit related ke konsumer. Untuk saham SIMP, IMAS dan IMJS penjualannya belum konsisten. Serta PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) peta persaingan jasa ritel cukup ketat," kata William

Pada penutupan perdagangan Rabu 31 Oktober 2018, saham INDF ditutup naik 4,82% ke level harga Rp 5.975, ICBP naik 3,18% ke level harga Rp 8.925. Harga sahamĀ  IMAS naik 3,27% ke Rp 1.895 per saham dan IMJS naik 5,08% ke level harga Rp 620 per saham.

Dua emiten sawit grup Salim, yakni LISP naik 3,20% ke level Rp 1.290 per saham dan SIMP naik 0,44% ke level harga Rp 460. Harga saham ROTI ditutup stagnan pada level Rp 1.050 dan DNET naik 0,30% pada level harga Rp 3.320.

Menurut data RTI, secara year to date hingga Rabu (31/10) pergerakan saham INDF turun 21,64%, ICBP naik 0,28%, IMAS naik 125,60%, IMJS naik 133,08%, LSIP turun 9,15%, SIMP turun 0,86%, ROTI turun 17,65% dan terakhir DNET yang naik 47,56% secara year to date.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×