kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja merosot, United Tractors (UNTR) berharap kurs rupiah bisa kembali stabil


Minggu, 03 Mei 2020 / 14:25 WIB
Kinerja merosot, United Tractors (UNTR) berharap kurs rupiah bisa kembali stabil


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan pendapatan sebesar Rp 18,31 triliun sepanjang kuartal pertama tahun ini. Nilai tersebut menyusut 19,05% dari pendapatan Rp 22,62 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Manajemen UNTR menyatakan, adanya perlambatan ekonomi global dan melemahnya harga batubara berdampak pada hampir semua lini bisnis anak usaha Grup Astra ini. Kinerja UNTR pun kian tertekan dengan adanya kerugian nilai tukar. Alhasil, laba bersih UNTR di kuartal I-2020 merosot 40,33% menjadi Rp 1,82 triliun dari sebelumnya Rp 3,05 triliun.

Baca Juga: Ini alasan Indah Kiat Pulp and Paper (INTP) tetap tawarkan obligasi di tengah pandemi

Dalam laporan keuangan UNTR kuartal 1-2020, perusahaan ini menderita kerugian neto nilai tukar dalam mata uang asing sebesar Rp 557,75 miliar meningkat lebih dari empat kali lipat dari rugi nilai tukar di periode sama tahun lalu sebesar Rp 107,77 miliar.

Lebih lanjut, Sara K. Loebis Sekretaris Perusahaan UNTR menerangkan, jumlah liabilitas dalam mata uang asing lebih besar ketimbang dengan jumlah aset dalam mata uang asing pada kuartal pertama 2020. Adapun, jumlah liabilitas jangka pendek UNTR tercatat Rp 27,27 triliun. Sara bilang, sebagian besar utang tersebut dalam mata uang dolar.

Posisi jumlah liabilitas dalam mata uang asing lebih besar dari pada aset dalam mata uang asing juga terjadi pada akhir tahun 2019. Hanya saja, kondisi tersebut dicatat dengan kurs penutupan akhir tahun 2019 sebesar Rp13.901 per dollar AS, sementara pada penutupan triwulan pertama 2020 dengan kurs yang melemah hingga Rp 16.367 per dollar AS.

“Sehingga dalam denominasi mata uang rupiah, jumlah liabilitas meningkat dan perusahaan membukukan kerugian nilai tukar mata uang asing yang meningkat,” katanya pada Kontan.co.id, Minggu (3/5).

Baca Juga: Mega Perintis (ZONE) catatkan kenaikan penjualan dan laba lebih dari 20% di 2019

Pinjaman dalam mata uang asing ini digunakan untuk keperluan belanja modal unit usaha kontraktor penambangan. Sara menjelaskan, pinjaman dalam mata uang asing dipertimbangkan untuk keperluan belanja modal unit usaha yang nantinya juga akan menghasilkan pendapatan yang memperhitungkan perubahan nilai tukar mata asing.

Sehingga, hal ini dapat mengurangi tekanan pada peningkatan biaya cicilan pokok dan bunga akibat perubahan nilai tukar dan kerugian nilai tukar. “Serta menempatkan posisi kas dan aset dalam mata uang asing dan menyesuaikan dengan tingkat keperluan operasional untuk menghindari kerugian akibat perubahan nilai tukar,” paparnya.

Guna mengurangi risiko rugi dari nilai tukar dalam mata uang asing, Sara berharap nilai tukar rupiah kembali stabil.

Baca Juga: Laba Dharma Satya Nusantara (DSNG) naik 25% di kuartal I 2020

Dalam catatan Kontan, bisnis jasa penambangan yang dioperasikan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 8,2 triliun atau turun 14% dari Rp 9,5 triliun pada periode yang sama pada tahun 2019.

PAMA mencatat penurunan volume produksi batubara sebesar 9% dari 30,6 juta ton menjadi 27,9 juta ton dan volume pekerjaan pemindahan tanah atau overburden removal turun 9% dari 234,3 juta bcm menjadi 212,2 juta bcm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×