Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Analis Korea Invesment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menyampaikan, kendati kinerja keuangan MDKA dan MBMA masih negatif, namun secara umum kondisi fundamental kedua emiten ini solid.
Sebab, proyek Tujuh Bukit sampai saat ini masih berproduksi dan proyek lainnya seperti Tambang Emas Pani masih dalam arah yang positif untuk mencapai target produksi yang ditentukan perusahaan.
Baca Juga: Merdeka Copper Gold (MDKA) Catat Pendapatan US$ 502 Juta pada Kuartal I-2025
Tantangan bagi MDKA dan MBMA ada pada harga nikel yang belum naik, sementara kebutuhan capex emiten tersebut terbilang besar.
“Kinerja semester kedua mungkin akan lebih baik, karena ekspektasi harga nikel yang stabil dan berpotensi rebound seiring pulihnya ekonomi,” kata dia, Rabu (2/7).
Tren positif harga emas juga bisa menjadi sentimen positif bagi Grup Merdeka, terutama untuk MDKA. Potensi berlanjutnya kenaikan harga emas akan berdampak positif bagi kinerja MDKA, meski porsi pendapatan segmen emas mereka tidak sebesar emiten produsen emas lainnya.
Upaya menambah porsi pendapatan di segmen tersebut kemungkinan baru bisa terwujud ketika Proyek Emas Pani beroperasi pada 2026 nanti.
Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Merdeka Copper Gold (MDKA) di Tengah Kenaikan Harga Emas
Di samping itu, kebijakan pemerintah yang terus mendorong hilirisasi komoditas mineral juga menjadi sentimen positif bagi Grup Merdeka, khususnya MBMA.
Wafi menyebut, baik MDKA maupun MBMA dapat dikoleksi oleh investor. Saham MDKA ditargetkan menyentuh level Rp 2.600 per saham, sedangkan MBMA di level Rp 500 per saham.
Selanjutnya: AFPI Tegaskan Imbal Hasil Fintech Lending Stabil di 14–16%, TWP90 di Bawah 3%
Menarik Dibaca: Ini 5 Alasan Kenapa Kamu Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News