kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja kuartal 1 tak sesuai target, Mirae rekomendasi hold saham WIKA


Kamis, 11 Juni 2020 / 06:45 WIB
Kinerja kuartal 1 tak sesuai target, Mirae rekomendasi hold saham WIKA


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan penurunan laba bersih sepanjang kuartal pertama tahun ini. Laba bersih WIKA turun 65,3% secara year on year (yoy) menjadi Rp 99 miliar dalam tiga bulan di tahun 2020. 

Joshua Michael, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam riset 10 Juni 2020 menjelaskan, realisasi kinerja WIKA hanya memenuhi 6% dari target yang Mirae dan konsensus para analis buat. Penurunan laba bersih WIKA terjadi karena kerugian non operasional sebesar Rp 73 miliar sehingga laba bersih inti mencapai Rp 171 miliar. Ini sejalan dengan 10% dari estimasi Mirae di Rp 1,753 triliun. 

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) kantongi laba bersih Rp 152,37 miliar pada kuartal I 2020

Pendapatan WIKA sepanjang tiga bulan di tahun 2020 juga turun 35,4% secara yoy menjadi Rp 4,19 triliun. Joshua menjelaskan, realisasi pendapatan tersebut hanya memenuhi 14% dari target pendapatan yang dibuat Mirae. Sedangkan menurut konsesus, pendapatan kuartal 1 tahun 2020 hanya memenuhi 13%. 

Pada kuartal 1 tahun 2020, pendapatan infrastruktur dan bangunan turun 39,5% secara yoy. Begitu juga pendapatan energi dan industri  turun 35,6% secara yoy. 

Kondisi ini diperparah dengan biaya beban umum dan administrasi (G&A) WIKA yang juga meningkat dari Rp 170 miliar di kuartal 1 tahun 2019 menjadi Rp 192 miliar di periode sama tahun ini. Sehingga, margin laba operasi WIKA turun menjadi 7,5% di kuartal 1 tahun 2020 dari 8,3% di kuartal 1 tahun 2019. Sedangkan margin laba bersih juga turun dari 4,4% menjadi 2,4% di kuartal I tahun 2020. 

Baca Juga: Simak jadwal pembagian dividen Wijaya Karya (WIKA)

Gross gearing WIKA juga naik dari 0,78 kali di tahun 2019 menjadi 1,04 kali di kuartal 1 tahun 2020. Sementara net gearing WIKA juga melonjak dari 0,25 kali menjadi 0,59 kali di kuartal pertama tahun ini. 

Joshua menjelaskan, kenaikan gearing disebabkan tambahan utang Rp 2,5 triliun di kuartal 1 tahun 2020. Faktor kedua kenaikan gearing karena penurunan laba ditahan yang dihasilkan dari penerapan PSAK 71 sebesar Rp 2,2 triliun. 

Rasio kemampuan memenuhi kewajiban pembayaran bunga alias interest coverage WIKA turun dari 2,9 kali di tahun 2019 menjadi 1,8 kali di kuartal I-2020. Tapi angka ini masih jauh lebih tinggi dari perjanjian yang memberi syarat di ambang batas 1,5 kali. 

Sementara rasio konversi uang tunai alias cash conversion makin lama yakni 310 hari di kuartal 1 tahun 2020 dari 137 hari di tahun 2019. Cash conversion adalah rasio yang menyatakan waktu (diukur dalam hari) yang diperlukan perusahaan mengubah investasi dalam persediaan dan sumber daya lainnya menjadi arus kas dari penjualan. 

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) mengantongi kontrak baru Rp 2,83 triliun hingga April 2020

Pada tahun 2020, WIKA membukukan kerugian penurunan nilai piutang karena penerapan PSAK 71 sebesar Rp 60 miliar. "Namun tidak seperti anak perusahannya yaitu PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), rasio penurunan piutang termasuk piutang retensi dan utang jatuh tempo dari pelanggan turun dari 15,1% di 2019 menjadi 14,3% di kuartal 1," kata Joshua dalam riset. 

Menurut pendapat Joshua, ini terjadi karena WIKA percaya penyisihan penurunan nilai piutang sebelumnya lebih dari cukup untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang. Dengan demikian, ini menunjukkan kualitas yang layak piutang.

Baca Juga: Dampak corona, Wijaya Karya (WIKA) menyiapkan tiga skenario penyerapan belanja modal

"Banyak tender proyek yang dihentikan karena pandemi Covid 19 yang mempengaruhi pencapaian kontrak baru WIKA," terang Joshua. WIKA memperoleh kontrak baru Rp 2,8 triliun dalam empat bulan di tahun 2020. 

Kontrak baru ini memenuhi 5% dari estimasi Mirae. Pada tahun ini, WIKA memangkas estimasi kontrak baru sebesar 38% menjadi Rp 33,4 triliun. "Perkiraan kontrak baru tersebut berada di tengah target awal kontrak baru WIKA yang diprediksi sebelumnya sebesar Rp 53,6 triliun dan perusahaan dengan skenario terburuk Rp 13 triliun-Rp 16 triliun," terang Joshua. 

Baca Juga: WIKA masih punya utang bank Rp 2,58 triliun yang bakal jatuh tempo hingga akhir 2020

Pandemi virus corona membuat bisnis kontruksi terdampak. Karena itu, Joshua memangkas estimasi pendapatan dan laba bersih tahun ini menjadi Rp 21 triliun dan Rp 904 miliar. Semula Mirae menghitung pendapatan dan laba bersih WIKA bisa mencapai Rp 31 triliun dan Rp 1,73 triliun. 

Joshua memangkas target harga WIKA menjadi Rp 1.250 per saham dari sebelumnya di Rp 1.500. Ia juga rekomendasi hold dari sebelumnya buy. "Kenaikan harga saham baru-baru ini tidak sesuai fundamental," kata dia dalam riset. Saham WIKA dalam sebulan telah naik 37,43% menjadi Rp 1.285 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×