kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja konglomerasi Salim di bawah ekspektasi


Minggu, 01 November 2015 / 23:30 WIB
Kinerja konglomerasi Salim di bawah ekspektasi


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA.  Kinerja keuangan yang lesu di kuartal ketiga menimpa banyak emiten. Tak ketinggalan kinerja emiten dalam konglomerasi Salim. Pada kuartal ketiga, laba PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melorot 45,2% dari Rp 3,07 triliun menjadi Rp 1,68 triliun.

Pendapatan INDF naik tipis 1,5% dari Rp 46,88 triliun menjadi Rp 47,56 triliun. Di situ, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan konsolidasian dengan porsi sebesar 50%. Lalu divisi Bogasari, perkebunan, dan distribusi masing-masing berkontribusi 24%, 18%, dan 8%.

Untungnya, kinerja ICBP tampak masih cemerlang. Sampai kuartal ketiga, emiten konsumer mengantungi laba Rp 2,44 triliun. Raihan keuntungan tersebut naik 16,3% dari Rp 2,1 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Sedangkan, kondisi yang berbeda dialami oleh divisi perkebunan perseroan. Sampai September, laba PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) melorot 86,8% dari Rp 568,13 miliar menjadi Rp 74,97 miliar. Padahal penjualan SIMP hanya tergerus 6,59% dari Rp 10,77 triliun menjadi Rp 10,06 triliun.

Sementara laba anak usaha SIMP yakni PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) terpangkas 33,47% dari Rp 706,05 miliar ke posisi Rp 469,69 miliar. Lalu pendapatannya turun 12,78% dari Rp 3,52 triliun menjadi Rp 3,07 triliun.

Analis Trimegah Securities Dian Octiana menyebut bahwa raihan laba emiten Grup Salim berada di bawah ekspektasinya dan konsensus. Penurunan kinerja itu lantaran divisi Bogasari dan perkebunan yang cukup dalam. Selain itu, beban utang yang dikempit INDF pun cukup besar dan berdenominasi Dollar.

Sedangkan, Dian melihat kinerja ICBP masih sesuai dengan ekspektasi. Ia menyebut bahwa ICBP diuntungkan oleh penurunan biaya bahan baku yang mengerek margin perseroan.

Dian memperkirakan, laba konsolidasian Grup Salim masih akan turun sampai akhir tahun. Oleh karena itu, ia berencana menurunkan target harga INDF dari sebelumnya Rp 8.600. Namun ia masih menyarankan beli karena murahnya valuasi INDF dengan Price Earning (PE) di bawah 10x. Lebih lanjut, ia merekomendasikan beli ICBP dengan target harga Rp 15.100.

Di 2016, Dian berharap kinerja INDF akan meningkat seiring perbaikan ekonomi dan kenaikan daya beli masyarakat. Kemudian, China Minzhong Food Corporation Limited (CMFC) pun sudah tak akan terkonsolidasi di laporan keuangan perseroan pada tahun depan.

Sehingga ini menjadi katalis positif bagi kinerja emiten Grup Salim. Lalu dari divisi perkebunan, ia menilai adanya sentimen positif dari dampak El Nino yang akan terasa di tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×