kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja keuangan di sektor perbankan mengkilau, batubara dan pertanian tertekan


Minggu, 04 Agustus 2019 / 16:42 WIB
Kinerja keuangan di sektor perbankan mengkilau, batubara dan pertanian tertekan


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten telah mengeluarkan laporan hasil kinerja perusahaannya pada kuartal dua ini. Secara sektoral, Kontan merangkum, rata-rata kinerja keuangan yang masih tumbuh bagus adalah sektor finansial, sementara sektor pertambangan dan pertanian tertekan. 

Ambil contoh Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan bottom line alias laba tumbuh 12,61% bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) menjadi Rp 12,86 triliun. Pun demikian dengan top line alias pendapatan bersih yang masih tumbuh 12,66% yoy menjadi Rp 24,5 triliun. 

Baca Juga: Tiga Bank Besar Mencetak Untung Gede, Laba Bersih BCA Naik Paling Kencang

Sedangkan emiten yang bergerak di sektor tambang seperti Indika Energy Tbk (INDY) terlihat laba perusahaan tersebut turun 89,9% hanya menjadi US$ 8,1 juta padahal sebelumnya US$ 80,1 juta. Pendapatan mereka juga turun 4,83% yoy menjadi US$ 1,38 miliar. 

Kondisi tersebut juga tercermin dari indeks saham sektoral. Adapun indeks saham finansial  terlihat paling kokoh. Secara kuartalan, sektor finansial meningkat 29,49%, disusul oleh saham infrastruktur yang menguat 17,06%. 

Sedangkan otot saham indeks sektor pertambangan paling lemah. Sektor tersebut mengalami tekanan 10,89% secara kuartalan. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan, jasa dan investasi yang merosot 8,09%. 

Baca Juga: BCA Syariah berharap dapat suntikan Rp 1 triliun dari BCA di kuartal III ini

Sebelumnya, Kepala Riset Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga telah menjelaskan kepada Kontan bahwa tekanan di sektor pertambangan disebabkan oleh penurunan harga batubara. 

Baca Juga: Harga Batubara Makin Melemah, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Indika (INDY)

"Kalau sektor komoditas, batubara yang jatuh, hampir semua negatif kecuali Medco karena lebih ke minyak," jelas dia, pekan lalu. 

Sebagai gambaran Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 625,56 juta alias naik 9,37% yoy. Sejalan dengan itu, laba Medco juga ikut naik 33,56% menjadi US$ 34,01 juta. 

Kepala Riset Kresna Sekuritas Robertus Yanuar Hady menjelaskan tekanan harga pada batubara merupakan dampak dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.

Baca Juga: Kinerja Grup Astra (ASII) Longsor Terseret Bisnis Perkebunan Kelapa Sawit

Sebab kondisi tersebut membuat manufaktur di Tiongkok melambat sehingga konsumsi listrik di negara tirai bambu  tersebut turun. 

"Mengingat Tiongkok masih menjadi importir terbesar batubara di kawasan Asia untuk memenuhi kebutuhan PLTUnya," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×