kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.809   -30,00   -0,18%
  • IDX 6.445   76,55   1,20%
  • KOMPAS100 925   1,93   0,21%
  • LQ45 725   0,95   0,13%
  • ISSI 202   3,69   1,86%
  • IDX30 378   0,13   0,03%
  • IDXHIDIV20 460   2,21   0,48%
  • IDX80 105   0,15   0,14%
  • IDXV30 112   1,00   0,90%
  • IDXQ30 124   0,24   0,19%

Kinerja Jasa Marga (JSMR) Melambat, Divestasi Ruas Tol Tak Produktif Jadi Opsi


Rabu, 09 April 2025 / 21:53 WIB
Kinerja Jasa Marga (JSMR) Melambat, Divestasi Ruas Tol Tak Produktif Jadi Opsi
ILUSTRASI. Foto udara sejumlah kendaraan antre memasuki gerbang tol Cikampek Utama di Karawang, Jawa Barat, Sabtu (5/4/2025). Berdasarkan data PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada pukul 23.53 WIB mencatat sebanyak 97.576 kendaraan melintas ke arah Jakarta saat arus balik Lebaran 2025. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) menghadapi tantangan perlambatan kinerja seiring tren lalu lintas jalan tol yang cenderung stagnan.

Di sisi lain, emiten jalan tol pelat merah ini berencana melakukan divestasi atas ruas-ruas tol yang kurang produktif demi mengurangi beban keuangan.

Pada tahun buku 2024 (FY24), JSMR mencatat pendapatan sebesar Rp 28,70 triliun, tumbuh 35% secara tahunan (YoY). Namun, laba bersih justru turun 33% YoY menjadi Rp 4,5 triliun.

Pendapatan utama JSMR masih berasal dari segmen jalan tol yang berkontribusi sebesar 60% atau setara Rp 17,2 triliun, naik 23% YoY.

Kenaikan ini ditopang oleh penyesuaian tarif di sejumlah ruas tol serta rekonsolidasi tiga ruas Trans Jawa: Semarang–Batang (JSB), Solo–Ngawi (JSN), dan Ngawi–Kertosono–Kediri (JNK).

Ruas-ruas tol yang sudah matang mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 7,3% YoY, sementara ruas tol baru mencatat lonjakan 16,6% YoY dan menyumbang hampir 49% dari pendapatan jalan tol.

Segmen konstruksi juga mencatat pertumbuhan signifikan, yakni 73% YoY dan menyumbang 35% dari total pendapatan. Sementara 5% sisanya berasal dari segmen lainnya yang justru menurun 5% YoY.

Meski laba bersih tercatat menurun, hal ini disebabkan oleh tidak adanya kontribusi laba non-kas dari aksi korporasi satu kali (one-off) seperti pada tahun sebelumnya.

Pada 2023, JSMR mencatatkan laba besar dari opsi pembelian kembali RDPT senilai Rp 4,1 triliun. Tanpa memperhitungkan efek tersebut, laba inti JSMR justru meningkat 36% menjadi Rp 3,72 triliun, dengan margin naik ke 19,8%.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Alihkan 5,08 Miliar Saham Seri B kepada BKI

Tantangan Trafik Datar

Pendapatan JSMR ke depan dinilai berpotensi melambat akibat volume trafik kendaraan yang stagnan. Pada FY24, volume lalu lintas hanya tumbuh 0,3% YoY menjadi 1,3 miliar kendaraan.

Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh jalan tol baru yang tumbuh 4,2% YoY, sementara jalan tol yang sudah matang nyaris tak bertumbuh (0,1% YoY).

Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora memperkirakan trafik tahun ini juga tidak jauh berbeda.

Ia menyoroti tren penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025 yang biasanya menjadi momentum peningkatan kinerja JSMR.

Faktor lain seperti menurunnya daya beli masyarakat, gelombang PHK, dan tensi perang dagang global turut memberi tekanan pada prospek bisnis perseroan.

Analis Panin Sekuritas, Aqil Triyadi, menyatakan bahwa trafik yang cenderung datar bisa menggerus kinerja meskipun ada penyesuaian tarif. “Dampaknya ke laporan keuangan tidak akan terlalu signifikan,” ujar Aqil.

Namun demikian, Analis Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, tetap optimistis. Menurutnya, penyesuaian tarif yang dilakukan pada 2024 akan memberikan dampak penuh pada FY25.

Ia memperkirakan pendapatan jalan tol JSMR bisa mencapai Rp 19,8 triliun, naik 15% YoY, dan berlanjut ke Rp 21,5 triliun pada FY26.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Beri Keterangan ke Bursa Terkait Likuidasi Anak Usaha

Divestasi Tol Manado–Bitung

Salah satu ruas yang berpotensi dilepas adalah Tol Manado–Bitung yang mulai beroperasi pada 2022. Volume kendaraan di ruas ini sangat rendah, hanya 2,1 juta kendaraan pada 2024, tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

JSMR berencana melepas sebagian atau seluruh kepemilikannya pada ruas tersebut. Saat ini, JSMR menggenggam 65% saham di Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pengelola ruas tersebut, bersama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) 20% dan PT PP Tbk (PTPP) 15%.

Kerugian yang ditanggung JSMR dari ruas ini mencapai sekitar Rp 200 miliar per bulan, karena beban pajak dan biaya keuangan tetap berjalan meski pemasukan minim.

Aqil menilai langkah divestasi akan berjalan mulus, terutama jika JSMR masuk ke platform Danantara.

“Itu akan memudahkan pelepasan aset-aset yang belum menguntungkan,” katanya.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, juga mendukung langkah ini. “Total aset memang akan menurun, tetapi beban operasional bisa ditekan,” ujarnya.

Rekomendasi Saham Bervariasi

Sukarno memperkirakan total pendapatan JSMR pada FY25 masih bisa tumbuh 7% YoY menjadi Rp 30,93 triliun, meski laba bersih diproyeksi turun 18% ke Rp 3,71 triliun.

Aqil memperkirakan pendapatan JSMR hanya tumbuh 6%, dengan EBITDA naik tipis 4%, lebih lambat dibanding tahun lalu.

Karena itu, ia menurunkan rekomendasi dari buy menjadi hold dengan target harga Rp 4.200 per saham.

Nafan juga memberi rekomendasi hold dengan target Rp 4.180, sementara Sukarno masih mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga Rp 5.500.

Andhika menyarankan pasar untuk wait and see, melihat perkembangan trafik dan realisasi divestasi.

Baca Juga: Jasa Marga (JSMR) Raup Cuan dari Arus Mudik Lebaran, Cek Rekomendasi Analis

Selanjutnya: Transaksi Bursa Sepi Usai IHSG Terjun 7,90% di Awal Pekan, Begini Prospeknya

Menarik Dibaca: 3 Cara Membuat Twibbon Online Pakai Aplikasi Canva, Picsart, dan Twibbonize

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×