kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

Kinerja Itama Ranoraya (IRRA) Melonjak pada Kuartal III-2025, Cek Rekomendasi Analis


Selasa, 11 November 2025 / 17:21 WIB
Kinerja Itama Ranoraya (IRRA) Melonjak pada Kuartal III-2025, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2025. Cek rekomendasi sahamnya.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2025. Meski menunjukkan perbaikan signifikan dari sisi profitabilitas, analis menilai margin keuntungan perseroan masih tergolong tipis.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, mengatakan secara pertumbuhan, profitabilitas IRRA memang meningkat pesat dibandingkan periode sebelumnya. “Namun margin profitabilitasnya masih cukup rendah,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (11/11/2025).

Indy menjelaskan, kinerja positif IRRA selama sembilan bulan pertama tahun ini didorong oleh permintaan yang kuat di sektor layanan kesehatan serta efisiensi operasional yang mulai terasa dampaknya. “Kombinasi dua faktor itu menopang perbaikan kinerja keuangan IRRA,” tambahnya.

Baca Juga: Usai Akuisisi Wolfram, Saham Bumi Resources (BUMI) Melesat, Ini Rekomendasi Analis

Ke depan, Indy menilai prospek bisnis distribusi alat kesehatan yang digarap IRRA masih cukup menjanjikan, meski perlu diimbangi dengan kehati-hatian terhadap kondisi makroekonomi dan daya beli masyarakat. “Target pertumbuhan double digit pada 2026 cukup realistis, tapi akan bergantung pada arah capex dan kondisi ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.

Terkait strategi IRRA yang memperkuat rantai pasok dan berinvestasi pada teknologi, Indy menilai langkah tersebut sangat positif untuk menopang pertumbuhan jangka panjang. Namun, ia mengingatkan agar perusahaan tetap menjaga keseimbangan antara ekspansi dan profitabilitas. “Strategi ini bagus, tapi perlu memperhatikan arus kas dan pertumbuhan margin ke depan,” katanya.

Dari sisi valuasi, saham IRRA saat ini diperdagangkan dengan price to earnings ratio (PER) sekitar 12 kali, yang menurut Indy relatif tinggi di tengah volatilitas pasar yang masih besar. “Untuk saat ini, strategi terbaik adalah hold dengan target harga di kisaran Rp480 per saham,” pungkasnya.

Sementara itu, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menilai fundamental IRRA saat ini tergolong solid. Sepanjang sembilan bulan 2025, pendapatan perseroan tumbuh 73,5% secara tahunan (yoy) dan laba bersih melonjak 122% YoY, didukung efisiensi operasional dan ekspansi jaringan distribusi. “IRRA relatif lebih agile dibandingkan emiten alat kesehatan lain yang padat modal,” ungkapnya.

Menurut Liza, pendorong utama kinerja IRRA berasal dari ekspansi jaringan distribusi, diversifikasi produk, serta efisiensi biaya dan perputaran stok. Ia melihat prospek 2026 masih positif dengan potensi pertumbuhan dua digit, asalkan IRRA mampu menjaga kontrak dengan pemasok, mengendalikan persediaan, dan memitigasi risiko kurs impor. “Langkah penguatan rantai pasok dan digitalisasi distribusi juga tepat untuk menjaga margin dan arus kas jangka panjang,” ujarnya.

Liza juga membandingkan kinerja IRRA dengan PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), sesama emiten alat kesehatan. IRRA mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang jauh lebih tinggi, mencerminkan akselerasi kuat dari sisi distribusi dan efisiensi operasional. Namun, tantangan IRRA ada pada keberlanjutan pertumbuhan tinggi, persaingan, serta risiko impor dan valuta asing.

Sementara OMED membukukan pendapatan sekitar Rp1,47 triliun hingga kuartal III-2025, tumbuh 7,7% yoy, dan laba bersih naik sekitar 20% yoy dengan margin laba bersih di kisaran 17,4%. “OMED lebih moderat, tapi stabil dan ekspansi globalnya gradual dengan struktur keuangan yang sehat,” terang Liza.

Secara keseluruhan, Liza menilai IRRA unggul dari sisi akselerasi pertumbuhan, sementara OMED lebih kuat dari segi stabilitas. “Bagi investor yang mencari pertumbuhan cepat di industri alat kesehatan domestik, IRRA bisa lebih menarik meski risikonya lebih tinggi. Sementara OMED cocok untuk investor konservatif dengan fondasi bisnis yang kokoh,” tutupnya.

Baca Juga: Penjualan Emas Digital Diproyeksi Tembus 25 Juta Gram Hingga Akhir Tahun 2025

Selanjutnya: Penjualan Ritel Oktober 2025 Diperkirakan Meningkat, Didorong Faktor Musiman

Menarik Dibaca: Hasil Kumamoto Masters Japan 2025, Ganda Putri Indonesia Ini Melaju ke Babak 16 Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×