kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja INCO berangsur membaik


Kamis, 23 Februari 2017 / 20:31 WIB
Kinerja INCO berangsur membaik


Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk berangsur-angsur mengalami perbaikan kinerja pada 2016. Setelah tiga kuartal berturut-turut mengalami kerugian emiten dengan kode INCO ini mencatatkan laba sampai dengan akhir tahun 2016.

Tercatat dalam kuartal pertama dengan pendapatan US$ 108,7 juta turun drastis dibanding periode sama tahun sebelumnya senilai US 211,8 juta. Dengan ini INCO mencatat kerugian senilai US$ 15,4 juta. Dan puncaknya pada kuartal dua 2016 pendapatan INCO hanya US$ 426 juta turun dari periode sama tahun 2016 US$ 409 dan pendapatan ini kerugian INCO melebar menjadi senilai US$ 20,04 juta.

Namun pada kuartal tiga mengalami perbaikan meskipun pendapatan masih turun yaitu US$ 405,4 juta dari US$ 613,1 juta namun ruginya bisa ditekan ke angka US$ 7,02 juta. Dan akhirnya sampai kuartal empat dengan pendapatan sebesar US$ 584,1 juta dari pendapatan sebelumnya sebesar US$ 789,7 juta INCO berhasil meraup laba US$ 632.000.

CEO dan Presiden Direktur INCO, Nico Kanter menyampaikan kinerja beban pokok pendapatan perseroan terus membaik di tahun 2016. Tercatat turun 18% dari beban pokok pendapatan INCO di tahun 2015. Dengan membaiknya kinerja beban pendapat dapat mendorong perseroan mendapatkan laba.

"Dengan kinerja biaya yang membaik membantu kami mencatat laba dan EBITDA yang positif meskipun banyak tantangan yang dihadapi termasuk kondisi pasar nikel yang menantang," ujar Nico melalui rilis yang diterima KONTAN, Kamis (23/2).

Dengan pengalaman ini, Nico berujar bahwa pentingnya untuk meningkatkan dan optimalisasi kapasitas produksi kemudian meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya. Sebab tahun ini harga nikel masih diprediksi rendah terutama karena masih tingginya persediaan baik di London Metal Exchange dan Shanghai Future Exchange.

Penurunan beban pokok pendapatan di tahun 2016 didorong oleh penurunan biaya bahan bakar, bahan pembantu, dan jasa yang sedikit banyak terkonpensasi oleh kenaikan biaya-biaya karyawan, depresiasi, amortisasi dan deflasi. "Biaya bahan bakar yang mengalami penurunan 38% memberikan kontribusi 47% penurunan beban pendapatan," ungkapnya.

Selain karena mendapat keuntungan dari harga minyak dunia yang rendah, juga perseroan melakukan perbaikan pada praktik pengadaan terutama untuk pembelian bahan strategis seperti diesel dan minyak berkadar sulfur tinggi (HSFO). Dengan itu tentunya penjualan perseroan di kuartal empat lebih tinggi 5% dibanding penjualan kuartal tiga meskipun produk menurun 10%.

"Peningkatan harga realisasi nikel rata-rata di kuartal empat sebesar 7%. Berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan sebesar 13% dibanding pendapatan di kuartal sebelumnya," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×