kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja IHSG sepanjang tahun ini kurang memuaskan, bagaimana tahun depan?


Minggu, 29 Desember 2019 / 10:51 WIB
Kinerja IHSG sepanjang tahun ini kurang memuaskan, bagaimana tahun depan?
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (11/10/2019). Kinerja IHSG yang menguat sejak awal bulan Desember tidak bisa menjadi cerminan perdagangan sepanjang tahun 2019.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

Tidak jauh berbeda, Wawan mengamati dari sembilan sektor utama IHSG, kinerja indeks sektor keuangan, infrastruktur, telekomunikasi, dan properti  masih positif di tahun ini. Sementara lima indeks sektoral lainnya mengalami koreksi.

Penguatan pada beberapa sektor tadi didorong oleh  sentimen suku bunga menurun yang berdampak positif untuk sektor keuangan dan properti. Sementara penguatan rupiah dan pertumbuhan pengguna data menjadi penggerak untuk sektor telekomunikasi.

Berdasar pengamatan Wawan, sektor perbankan dipimpin oleh BBCA dengan laporan keuangan yang sangat baik. Sementara pada sektor telekomunikasi, TLKM  juga memiliki kinerja keuangan yang cemerlang.  Sektor properti, Wijaya Karya (WIKA) tidak kalah apik kinerjanya sebab berkaitan dengan penyelesaian proyek-proyek pemerintah.

Baca Juga: Laju kenaikan Wall Street sedikit tertahan, setelah rally panjang jelang akhir tahun

"Untuk BBCA valuasi memang tidak pernah murah dan selalu menarik minat investor meski mahal karena dipandang menjadi salah satu emiten terbaik di IHSG. Untuk TLKM dan WIKA masih tergolong wajar," tambah Wawan lagi.

Saham emiten CPO bangkit?

Adapun tahun depan, efek penurunan suku bunga dipandang masih mampu mengerek IHSG. Dari global, IHSG akan dipengaruhi oleh pemilihan presiden Amerika Serikat.

Sementara dari dalam negeri, diharapkan pertumbuhan ekonomi membaik, inflasi juga diperkirakan rendah, dan pemerintah masih harus berjuang untuk menutup defisit dan meningkatkan arus investasi.

Melihat sentimen-sentimen yang ada, sektor perbankan dan telekomunikasi diperkirakan masih menarik untuk tahun depan.

Emiten crude palm oil (CPO) diperkirakan juga akan bangkit tahun depan sejalan dengan diberlakukananya program B30 untuk biodiesel.

"Kalau yang jelek tahun ini tetapi diperkirakan bagus tahun depan itu CPO ," jelas Suria.

Oleh karenanya, Suria melihat tahun depan akan menjadi tahun yang baik untuk London Sumatra (LSIP) dan Astra Agro Lestari (AALI).

Selain saham emiten CPO, saham emiten lain yang tidak kalah menarik adalah Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Indofood Sukses Makmur (INDF), BBNI, BMRI, BBCA, TLKM, dan TOWR.

Baca Juga: IHSG menguat lagi pada Jumat (27/12), sektor perkebunan melonjak 2,89%

Sementara untuk saham emiten rokok, Suria melihat ada kemungkinan untuk rebound pada tahun depan apabila volume tidak menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×