Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (10/9), kinerja Indeks SMC Composite yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi kecil dan menengah terus menguat hingga 14,89%.
Namun, indeks tersebut tanpa memperhatikan likuiditasnya. Sebaliknya, indeks SMC Liquid yang berisikan 54 saham pilihan yang diseleksi dari IDX SMC Composite dengan likuiditas yang cukup diperhitungkan justru mengalami penurunan 1,05% sejak awal tahun. Ada apa?
Analis Erdhika Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menilai penopang pergerakan dari saham-saham SMC Composite lebih di dominasi oleh saham saham dengan tingkat volatilitas yang tinggi dan ramai. Menurutnya, tingginya volatilitas saat ini dikarenakan oleh konstituen sahamnya yang mempunyai performa harga yang cukup impresif.
"Namun terkadang volatilias pada saham-sahamnya ada beberapa yang tidak cukup liquid," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/9).
Baca Juga: IDX SMC Composite naik 14,89% sejak awal tahun, ini penyebabnya
Selain itu, investor ritel dinilai juga turut berkontribusi di dalam fluktuasi saham sektor ini, melihat data akumulasi investor ritel yang cukup besar belakangan ini.
Selepas itu kenaikan dari beberapa konstituen IDX SMC Composit juga tidak lepas dari aksi korporasi yang sedang dilakukan oleh beberapa emitenya. Sehingga, Hendri melihat hal-hal tersebut lebih menjadi daya tarik bagi para investor maupun trader kendati terkadang volume transaksi masih relatif kecil.
Ia bilang, pada dasarnya kembali pada pola investasi seseorang. Apabila ingin bertransaksi suatu saham dengan value yang besar dan ingin bertransaksi pada saham lapis dua dan tiga, likuiditas pada saham-saham small cap perlu dipertimbangkan. Lalu, apabila volatilitas tidak disertai dengan adanya likuiditas atau volume transaksi, potensi risiko akan lebih besar daripada return-nya.
"Baik IDX SMC Composite dan IDX SMC liquid masih sama-sama menarik apabila berinvestasi sesuai dengan profil risiko dan nilai transaksi," sebutnya.
Analis Panin Sekuritas, William Hartanto juga sependapat. Menurutnya, semakin minim likuiditas umumnya semakin cepat naik dan turunnya harga. Terlebih, menurutnya, di saat IHSG sideways maka saham-saham yang tidak terlalu likuid biasanya lebih diminati.
Menurutnya, kedua indeks tersebut masih sama-sama menarik. "Hanya menunggu giliran saja, rotasi sektor selalu ada," imbuhnya.
Selanjutnya: Sejumlah saham penghuni Indeks LQ45 masih laggard, begini prospek selanjutnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News