kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IDX SMC Composite naik 14,89% sejak awal tahun, ini penyebabnya


Jumat, 10 September 2021 / 19:59 WIB
IDX SMC Composite naik 14,89% sejak awal tahun, ini penyebabnya


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (10/9), kinerja Indeks SMC Composite yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi kecil dan menengah terus menguat hingga 14,89%.

Adapun top 5 dari indeks tersebut dihuni oleh PT Telefast Indonesia (TFAS) dengan kenaikan harga saham 3.469,44% sejak awal tahun (ytd), PT Allo Bank Indonesia naik 1.209,91% ytd, PT Digital Mediatama Maxima (DMMX) naik 1.311,02% ytd, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 814,29% ytd, dan PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH) naik 755% ytd.

Analis Erdhika Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menilai saat ini saham-saham tersebut saat ini sudah cukup liar. Lanjutnya, dari top gainer yang ada saat ini, MPPA secara teknikal masih bergerak konsolidasi, tetapi ada potensi konsolidasi bermain-main pada range support 910 dan resitance 1.000.

"Namun, secara jangka menengah ada potensi bagi MPPA akan menguat menguji resistance 1.120-1.220," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/9).

Baca Juga: Indeks LQ45 turun 11,96% sejak awal tahun, SMC Composite justru naik 14,41%

Sementara, dari sisi fundamental ia melihat memang kinerja MPPA di kuartal I-2021 masih tertekan dengan membukukan penjualan Rp 1,54 triliun atau turun 20,7% YoY dan turu 5,0% QoQ. Dari sisi bottom line, rugi bersih MPPA memang berhasil diturunkan secara YoY menjadi Rp 83 miliar, tetapi memburuk jika dibandingkan dengan kuartal IV-2021.

Kendati tertekan, Hendri melihat prospek penjualan MPPA bisa membaik seiring perluasan bisnis ke penjualan online dengan bekerja sama dengan GoTo. Kemudian, MPPA juga menambah jumlah toko virtualnya di platform Tokopedia menjadi 95 gerai dengan dibukanya 23 gerai virtual.

Selain itu, MPPA juga menjalin kerjasama dengan GoTo melalui GoMart dan GoFresh sehingga pelanggan dapat belanja di Hypermart secara virtual.

Selain MPPA yang masih mengalami tekanan kinerja keuangan, BBHI dan TECH juga masih membukukan penurunan kinerja. Hendri melihat, pergerakan untuk BBHI tidak lepas dari sentimen rencana rights issue dan peluang masuknya investor baru melalui aksi korporasi tersebut. "Aksi right issue akan semakin memperkuat permodalan Allo Bank," sebutnya.

Baca Juga: IHSG masih loyo, saham second liner ini bisa jadi pilihan

Demikian pula, masuknya investor strategis akan memperkuat posisi Allo Bank sebagai bank digital. Menurut dia, hal inilah yang membuat ekspektasi tinggi kepada kinerja BBHI di masa yang akan datang. "Hal ini menjadikan BBHI nampak cukup menarik," tambahnya.

Lalu, pergerakan liar untuk TECH lantaran perusahaan telah melakukan kolaborasi dengan platform e-commerce agar bisa memasarkan produknya. TECH juga sedang berada dalam tahap diskusi awal dengan salah satu perusahaan finansial teknologi untuk melakukan kolaborasi yang membuat harga saham TECH cukup atraktif.

Dari sana, ia menyebutkan untuk saham-saham small cap memang kebanyakan dipengaruhi oleh sentimen emiten  dan euforia para pelaku pasar.

Selanjutnya: IHSG naik 0,44% ke 6.094 pada akhir perdagangan Jumat (10/9), asing catat net buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×