Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) tampaknya lebih optimistis memasang target. Perbaikan daya beli masyarakat seiring kebijakan subsidi pemerintah pada bahan bakar minyak dan listrik diharapkan dapat mendorong penjualan dan kinerja ICBP secara keseluruhan.
Tingginya tingkat persaingan di sektornya dan lesunya konsumsi membuat laju pertumbuhan volume penjualan ICBP tertahan. Bahkan secara kuartalan, pendapatan anak usaha Indofood ini turun 8,8% menjadi Rp 8,1 triliun. Sementara, laba bersih merosot hingga 49,1% menjadi Rp 483 miliar di kuartal keempat 2017.
Namun, ICBP memasang target yang cukup percaya diri. Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Stella Amelinda merinci, ICBP memproyeksi volume penjualan sektor dairy akan tumbuh 11%-13%, sedangkan sektor makanan ringan tumbuh 10%-13%.
Sementara, volume penjualan sektor penyedap makanan ditargetkan naik 13%-14%. Hanya sektor minuman yang diperkirakan masih akan mencatat penurunan volume penjualan 21%.
Sebagai penopang utama, sektor mi instan diproyeksi bisa tumbuh volume penjualannya 2%-4% di tahun ini. Secara keseluruhan, Stella meyakini, ICBP masih mampu mencatat margin laba usaha sebesar 15,2%
Melihat target ini, analis Indo Premier Sekuritas Hasan, dalam risetnya pada Rabu (21/3), juga cukup yakin ICBP mampu mencapai target. Ini seiring dengan meningkatnya pengeluaran rata-rata per kapita di tahun ini menjadi 8,8% year-on-year (yoy). Sejumlah inisiatif pemerintah dalam memberi subsidi kian mendukung asumsi tersebut.
"Contohnya, Program Keluarga Harapan yang diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat menjadi Rp1,89 juta per annum," tulis Hasan.
Tahun ini, Stella memproyeksi ICBP dapat meraih pendapatan sebesar Rp 37,64 triliun atau naik 5,7%. Adapun, laba bersih ICP ditaksir bisa terdongkrak 7,5% menjadi Rp 4,07 triliun.
Meski begitu saat ini ia merekomendasikan hold untuk saham ICBP. "Alasannya, kami melihat valuasi sahamnya lebih mahal dari rata-rata saham lain di sektornya," ujar Stella. Selain itu, ia juga masih menyarankan investor mengamati dulu tingkat pertumbuhan volume penjualan produk.
Menurut Stella, meski tahun lalu perusahaan banyak mengeluarkan inovasi produk atau rasa baru dari produk yang sudah ada, pertumbuhan penjualan masih belum begitu tinggi. Ia memberi target harga untuk saham ICBP sebesar Rp 9.400.
Hasan juga masih mempertahankan rekomendasi hold untuk ICBP dengan target harga Rp 9.300 per saham. Ia mengantisipasi risiko kenaikan harga bahan baku mentah dan daya beli yang masih melemah.
Sementara, analis Bahana Sekuritas Michael W. Setjoadi memberi rekomendasi beli untuk ICBP dengan menurunkan target harga dari Rp 10.600 menjadi Rp 10.200 per saham. Menurutnya, ICBP masih menjadi pilihan utama di sektornya di tengah ekspektasi perbaikan daya beli yang akan mendongkrak kinerja pemain bisnis FMCG di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News