Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Noverius Laoli
Analis Bina Artha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji menyampaikan apabila kondisi industri penerbangan tahun ini memang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. "Dari segi permintaan memang mengalami tren positif, ini yang memengaruhi meningkatnya pendapatan mereka," katanya, Jumat (1/11).
Kemudian, harga avtur yang lebih stabil juga membantu beban industri penerbangan. Pada kuartal III 2019 Garuda mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 1,9% dari US$ 3,35 miliar menjadi US$ 3,28 miliar.
Baca Juga: Cuma gara-gara dari Indonesia, Arsenal batal rekrut Bagus Kahfi
Ini terutama disumbang penurunan beban operasional penerbangan sebesar 4,4% menjadi US$ 1,93 miliar berkat penurunan biaya bahan bakar dari US$ 1,02 miliar menjadi US$ 908 juta.
"Harga tiket juga tentunya memberikan efek positif bagi kinerja perseroan selama permintaan jasa penerbangan juga mengalami tren yang positif," tambahnya.
Secara fundamental, Nafan bilang kinerja industri penerbangan sendiri sudah sesuai dengan prediksi. Dengan meningkatnya pendapatan dan laba membuktikan bahwa manajemen berhasil mengimplementasikan kebijakan yang bisa mendongkrak kinerja perseroan.
Baca Juga: Aksi profit taking bikin rupiah melemah di tengah banyak sentimen positif
Adapun peluang yang bisa memacu kinerja industri penerbangan di penghujung tahun ini ialah Libur Natal dan tahun baru. Ia memproyeksi kinerja industri penerbangan bisa meningkat lebih dari 50% saat momen Natal dan tahun baru.