kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.260   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.894   -6,45   -0,09%
  • KOMPAS100 1.002   -1,99   -0,20%
  • LQ45 764   -3,56   -0,46%
  • ISSI 227   0,39   0,17%
  • IDX30 394   -1,80   -0,46%
  • IDXHIDIV20 455   -1,72   -0,38%
  • IDX80 112   -0,28   -0,25%
  • IDXV30 114   0,06   0,05%
  • IDXQ30 127   -0,72   -0,56%

Kinerja emiten tertolong rupiah


Jumat, 28 Oktober 2016 / 07:55 WIB
Kinerja emiten tertolong rupiah


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Akhirnya penguatan kurs rupiah tahun ini mulai memberi dampak positif pada kinerja keuangan emiten. Kerugian kurs sejumlah emiten mulai mengecil. Malah, sudah ada yang mencatat laba selisih kurs.

Tahun ini, kurs spot penutupan rupiah sempat mencapai level tertinggi di Rp 12.955 per dollar AS akhir September lalu (27/9). Bila dihitung sejak awal tahun hingga level tertingginya tadi, rupiah sempat menguat 6,04%.

"Rugi atau laba selisih kurs itu juga pengaruhnya signifikan terhadap bottom line emiten," jelas Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Capital kepada KONTAN, Rabu (26/10).

Ia menyebut emiten yang memiliki liabilitas dalam dollar AS bakal diuntungkan penguatan rupiah. Sebab, rugi kurs emiten ini bakal mengecil. "Emiten yang punya kewajiban dalam dollar AS sangat sensitif dengan hal ini," imbuh Alfred.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) misalnya. Di kuartal tiga 2016, emiten sektor konsumer ini mencatat laba selisih kurs Rp 6,69 miliar. Setahun yang lalu, UNVR mencetak rugi kurs Rp 16,22 miliar. Asal tahu saja, UNVR punya unsur dollar AS dalam liabilitasnya.

Per September 2016, total liabilitas UNVR dalam bentuk dollar AS mencapai US$ 36,24 juta. Bandingkan dengan liabilitas di periode Desember 2015 yang sebesar US$ 107,03 juta. Sedang PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mulai mencatat penurunan rugi kurs.

Di kuartal tiga lalu, rugi selisih kurs SRIL tinggal US$ 405.250, susut 88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni US$ 3,55 juta. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) juga menikmati nilai tukar rupiah yang lebih rendah terhadap dollar AS.

Per September, CSAP menggunakan asumsi kurs sekitar Rp 12.000 per dollar AS. Ini jauh lebih rendah ketimbang kurs periode yang sama tahun sebelumnya, di atas Rp 14.000 per dollar AS. Karena penguatan nilai tukar rupiah, total liabilitas CSAP turun jadi Rp 2,52 triliun dari sebelumnya Rp 2,67 triliun.

Berkurangnya rugi selisih kurs atau membesarnya laba selisih kurs membuat kinerja emiten semakin positif. Bahkan pendapatan keuangan dari kurs ini menjadi penopang kinerja emiten. Tengok saja, pada kuartal tiga, UNVR berhasil mencatat kenaikan laba bersih sekitar 13% menjadi Rp 4,75 triliun.

Lalu, SRIL mencatat kenaikan laba bersih 18% menjadi US$ 44,89 juta. Laba bersih CSAP bahkan naik lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 40,34 miliar. Emiten lain yang kinerjanya juga tertolong laba selisih kurs adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Selama tiga kuartal pertama tahun ini, AKRA membukukan laba selisih kurs Rp 55,87 miliar, naik dari rugi kurs Rp 923,77 juta setahun sebelumnya. Hal ini membuat laba bersih AKRA cuma turun sekitar 6,16% menjadi Rp 793,19 miliar.

"AKRA berhasil memangkas beban pokok dan mencetak laba selisih kurs sehingga posisi akhir dari laba bersihnya hanya turun tipis," kata Kiswoyo Adi Joe, analis Recapital Securities, dalam risetnya.

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga mengalami hal serupa. Per September 2016, MAPI mencatat kerugian selisih kurs Rp 22,04 miliar, turun lebih dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini membuat laba bersih MAPI naik lebih dari empat kali lipat dibanding periode yang sama setahun sebelumnya.

Per kuartal tiga tahun ini, MAPI sukses mencetak laba bersih sebesar Rp 120,29 miliar. Sedangkan pendapatan MAPI naik 11% dari Rp 9,4 triliun menjadi Rp 10,29 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×