Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli
Praska mengatakan secara rata-rata kinerja dari emiten ritel lifestyle maupun konvensional, tercatat kinerja emiten ritel konvensional masih jauh lebih bertahan ketimbang emiten ritel yang bergerak di lifestyle.
"Karena emiten yang berbasis ritel konvensional bersifat lebih defensif, terlebih di tengah era suku bunga yang tinggi, karena fokus pada penjualan barang ritel yang menjadi kebutuhan utama," jelasnya.
Praska mengatakan sektor ritel memiliki prospek yang positif didukung kondisi inflasi yang mulai melandai, dan indeks keyakinan konsumen yang kembali meningkat per April 2023 naik ke 126,1 tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Baca Juga: Blibli Cinta Bumi Ajak Pengunjung Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2023
Selain itu, didukung dengan pertumbuhan penjualan ritel tahunan yang kembali melesat naik sebanyak 4,9% secara tahunan per Maret 2023.
Praska menambahkan dengan laju inflasi yang melambat serta ekspektasi pelonggaran suku bunga di tahun depan, maka hal ini akan semakin dapat mendorong pertumbuhan penjualan ritel, khususnya mengembalikan tren positif pada sektor ritel yang fokus pada lifestyle.
Menurut Praska harga saham ritel konvensional diperkirakan rawan koreksi karena sudah mengalami kenaikan cukup signifikan sejak year to date (YTD), sehingga investor disarankan lebih ke buy on weakness.
Baca Juga: Ekspansi Pabrik dan Pasar, Sariguna (CLEO) Kejar Pertumbuhan Dua Digit Pada Tahun Ini
Praska merekomendasikan beli untuk saham MPMX dengan target harga Rp 1.270, ERAA dengan target harga Rp 540, ACES dengan target harga Rp 770 dan AMRT dengan target harga Rp 2.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News