Reporter: Rika Theo |
NEW YORK. Wall Street semalam penuh optimisme. Indeks Dow Jones menanjak ke level lima tahun terbaiknya dipacu oleh kinerja sejumlah perusahaan yang mengalahkan prediksi.
Dow Jones naik 0,5% ke 13.954,42, tertinggi sejak Oktober 2007. Indeks Standard & Poor’s 500 juga menanjak 0,5% ke 1.507,84. Sebanyak 6,9 miliar saham berpindah tangan atau 12% di atas transaksi harian rata-rata dalam tiga bulan terakhir.
"Kinerja keuangan yang terus mengalahkan estimasi kuartal ini membantu menggerakkan pasar. Ada banyak momentum di pasar sekarang ini," kata Jay Wong, fund manager di Payden & Rygel.
Emiten-emiten semalam membukukan laporan keuangan kinclong sehingga sahamnya melaju. Pfizer Inc terangkat 3,2% berkat laba bersihnya yang lebih baik dari prediksi. JC Penney melesat 9,3%. Amazon.com melaju 9,4%.
Harga saham naik bahkan ketika Conference Board merilis indeks kepercayaan konsumen AS yang menurun ke 58,6 atau terendah sejak November 2011. Indeks Januari ini juga yang setara prediksi yang paling pesimis dalam survei Bloomberg. Nilai tengah prediksi survei itu sendiri di level 64.
Indeks S&P 500 kini kurang dari 4% dari rekor tertingginya di 1.565,15 yang dicapai pada Oktober 2007. Sementara Dow butuh 2% lagi menuju rekor terbaiknya sepanjang masa.
25 perusahaan dalam S&P 500 dijadwalkan akan melaporkan kinerja kuartalan hari ini. Sejauh ini sudah 75% dari 179 perusahaan di S&P 500 yang kinerjanya melampaui proyeksi laba dan 67% melampaui proyeksi penjualan. Ini merupakan persentasi terbaik sejak kuartal kedua 2011.
Rapat Fed
Namun, investor akan mengawasi pengumuman Fed besok untuk membaca kebijakan bank sentral AS itu di masa depan. Menurut nilai tengah survei Bloomberg, pembelian obligasi Fed nanti akan mencapai US$ 1,14 triliun sampai program itu berakhir di kuartal I 2014.
Pasar akan menantikan keputusan apakah Federal Open Market Committee akan memperbaharui komitmen pembelian asetnya dalam pertemuan dua hari yang dimulai hari ini.
"Pertumbuhan ekonomi masih terbatas saat ini, sehingga sangat tidak mungkin mereka akan mencoba mengetatkan kebijakan. Akan cukup mengejutkan kalau ada perubahan," kata Michelle Clayman, chief investment officer New Amsterdam Partners di New York.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News