kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kinerja Emiten Minuman Ringan Diprediksi Tertekan Daya Beli, Cek Rekomendasi Sahamnya


Jumat, 21 Juni 2024 / 17:11 WIB
Kinerja Emiten Minuman Ringan Diprediksi Tertekan Daya Beli, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Adanya kenaikan cukai nantinya berpotensi akan menaikkan beban pokok penjualan.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri minuman ringan, khususnya minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK), kembali diterpa isu miring yang berkaitan dengan kesehatan. 

Sebelumnya juga bisnis minuman manis terancam oleh rencana pemerintah yang akan menerapkan regulasi cukai MBDK mulai tahun 2024. Hingga saat ini pemerintah masih terus menggodok mengenai kebijakan cukai tersebut. 

Selain itu sentimen negatif juga masih terus menghantui emiten minuman ringan khususnya minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Salah satunya adanya beberapa pelaku usaha ritel yang mulai memperkuat pengawasan terhadap kandungan gula pada produk-produk minuman. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo melihat adanya kenaikan cukai nantinya berpotensi akan menaikkan beban pokok penjualan. Hal itu jelas akan berpengaruh pada bottom line dari emiten minuman ringan khususnya minuman berpemanis dalam kemasan.

"Jadi jelas akan berdampak pada kinerjanya," ungkap Azis kepada Kontan.co.id, Jumat (21/6). 

Baca Juga: IHSG Naik 0,89% ke 6.879 Jumat (21/6), PGEO, ARTO, SMGR Top Gainers LQ45

Meski begitu, Azis berpendapat  porsi penjualan MBDK di beberapa emiten tidak begitu besar. Seperti ICBP, MYOR, dan CMRY yang penjualan makanannya masih menjadi porsi terbesar. 

"Jadi kemungkinan masih bisa terjaga dari sisi bottom line," ujar Azis. 

Sementara jika melihat daya beli masyarakat, Azis mengatakan saat ini masih cenderung lambat. Terlebih pada semester II 2024 ini sedikit adanya hari-hari besar. Ini membuat konsumsi masyarakat menurun. 

Baca Juga: IHSG Rebound, Simak Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Jumat (21/6)

Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi melihat daya beli konsumen pada kelas menengah semakin tergerus akibat akitivitas bisnis yang melemah. 

"Sehingga sektor barang konsumsi pasti akan tertekan di kuartal II dan III tahun ini," ujarnya. 

Meski begitu untuk isu cukai yang akan diterapkan oleh pemerintah, Lionel menilai hal ini sudah layaknya ritual sepanjang tahu. Sehingga menurutnya investor akan mengabaikan hal tersebut sampai pemerintah benar-benar menerapkannya. 

Melihat hal-hal tersebut, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana secara teknikal merekomendasi untuk speculative buy pada PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan target harga Rp 2.480-Rp 2.540, buy on weakness pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 10.700-Rp 11.000, speculative buy pada  PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dengan target harga Rp1.875-Rp 1.925 dan wait and see pada PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) dengan support Rp 4.820 dan resistance Rp 5.150.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×