kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kinerja Emiten Kendaraan Listrik Diproyeksi Tertekan, Simak Saham Rekomendasi Analis


Kamis, 11 Juli 2024 / 20:50 WIB
Kinerja Emiten Kendaraan Listrik Diproyeksi Tertekan, Simak Saham Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Suasana booth Daihatsu pada hari kedua pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (12/8/2022). Saham-saham emiten kendaraan listrik (EV) diprediksi masih akan mengalami tekanan dalam waktu dekat.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham emiten kendaraan listrik (EV) diprediksi masih akan mengalami tekanan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan beberapa faktor, seperti penurunan harga bahan baku utama baterai EV, suku bunga tinggi, dan ketidakpastian ekonomi global.

Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda, menjelaskan bahwa penurunan harga bahan baku EV seperti nikel dan lithium secara year-on-year menekan margin keuntungan emiten EV, sehingga berimbas pada harga saham mereka.

Selain itu, suku bunga yang tinggi membuat investor beralih ke aset yang lebih aman, dan ketidakpastian ekonomi global menambah kehati-hatian investor dalam berinvestasi, sehingga minat terhadap saham berisiko seperti EV berkurang.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Terkonsolidasi, Simak Saham Rekomendasi Analis pada Selasa (16/1)

Di sisi lain, Vicky menambahkan bahwa beberapa emiten EV belum menunjukkan kinerja yang sesuai dengan ekspektasi investor, dan penjualan EV di Indonesia masih tergolong lambat karena harga yang tinggi.

Meskipun prospek jangka pendek EV masih belum cerah, Vicky menilai industri ini masih memiliki potensi dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan EV untuk mengurangi emisi karbon.

Namun, ia mengingatkan bahwa industri EV di Indonesia masih dalam tahap awal pengembangan dan akan menghadapi banyak tantangan ke depan.

Melihat kondisi ini, Vicky merekomendasikan strategi "buy on weakness" untuk beberapa saham EV, seperti PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 4.880, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan target harga Rp 2.260, dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) dengan target harga Rp 1.055.

Baca Juga: IHSG Ditutup Menguat Kemarin, Simak Saham Rekomendasi Analis Hari Ini, Rabu (17/1)

Senada dengan Vicky, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, juga melihat penurunan saham emiten EV terdorong oleh tren penurunan harga nikel dunia, demand, dan pelemahan ekonomi Tiongkok.

"Sentimen negatif ini menyebabkan saham-saham emiten EV masih lesu," ungkap Nafan.

Secara keseluruhan, para analis merekomendasikan investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi di saham EV dan melakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×