Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
DMAS dinilai paling defensif dengan landbank besar, stabil, serta menjadi pilihan utama tenant otomotif dan data center. KIJA dinilai punya momentum pemulihan.
“Sementara, SSIA memiliki prospek besar dari Subang Smartpolitan dengan katalis EV dengan data center bisa mendorong lonjakan penjualan, meskipun lebih volatil,” paparnya.
Sayangnya, Arinda dan Liza belum memberikan rekomendasi untuk emiten properti kawasan industri.
Baca Juga: Strategi Emiten Kawasan Industri Menggali Potensi Investasi pada Semester II-2025
Analis Trimegah Sekuritas Indonesia Alberto Jonas Kusuma dan Kharel Jonas Kusuma melihat, SSIA memiliki cadangan lahan yang besar, sekitar 2.700 hektare di Subang.
“SSIA juga menjadi penerima manfaat dari pengembangan Pelabuhan Patimban dan ada monetisasi utilitas di masa depan usai penyewa utama mulai beroperasi,” ungkapnya dalam riset tertanggal 7 Oktober 2025.
Namun, SSIA memiliki risiko jika realisasi penjualan tanah lebih rendah dari perkiraan, serah terima tanah lebih lambat dari perkiraan, serta pencapaian kontrak baru lebih rendah dari perkiraan.
Alberto pun merekomendasikan beli untuk SSIA dengan target harga Rp 3.600 per saham.
Selanjutnya: Transmisi Masih Tertahan, Era Suku Bunga Rendah Belum Sepenuhnya Tiba
Menarik Dibaca: Hujan Sangat Lebat di Provinsi Berikut, Simak Peringatan Dini Cuaca Besok (23/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News