kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   16.000   0,82%
  • USD/IDR 16.317   20,00   0,12%
  • IDX 7.524   33,58   0,45%
  • KOMPAS100 1.071   8,67   0,82%
  • LQ45 796   0,06   0,01%
  • ISSI 254   0,67   0,26%
  • IDX30 411   0,65   0,16%
  • IDXHIDIV20 469   -0,62   -0,13%
  • IDX80 120   -0,15   -0,12%
  • IDXV30 124   -0,17   -0,14%
  • IDXQ30 131   -0,11   -0,08%

Kinerja Emiten Jasa Pendukung Bisnis Lesu di Semester I-2025, Begini Saran Analis


Kamis, 07 Agustus 2025 / 17:45 WIB
Kinerja Emiten Jasa Pendukung Bisnis Lesu di Semester I-2025, Begini Saran Analis
ILUSTRASI. Sejumlah emiten sektor jasa pendukung bisnis membukukan kinerja yang kurang bergairah di semester I 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/08/2025


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sektor jasa pendukung bisnis membukukan kinerja yang kurang bergairah di semester I 2025. Hal ini akibat lesunya daya beli dan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah sejak awal tahun.

Lihat saja, PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI) yang laba bersihnya anjlok 40,99% secara tahunan (YoY) dari Rp 14,06 miliar menjadi Rp 8,29 miliar. Namun, pendapatannya masih naik 4,83% YoY senilai Rp 84,13 miliar ke Rp 88,20 miliar.

Sementara itu, pendapatan PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) minus 14,46% YoY ke Rp Rp 668,26 miliar dari Rp Rp 781,27 miliar. Laba bersihnya bahkan merosot 77,41% YoY dari semula Rp 85,16 miliar menjadi Rp 19,23 miliar.

Tercatat, seluruh segmen pendapatannya menurun. Misalnya, segmen konvensi dan eksibisi dari yang setahun sebelumnya mampu menghasilkan Rp 123,13 miliar, menjadi hanya menyumbang Rp 60,54 miliar.

Baca Juga: Begini Prospek Kinerja Jababeka (KIJA) dan Rekomendasi Sahamnya

Segmen penyelenggara acara juga minus dari Rp 619,21 miliar menjadi Rp 572,70 miliar, begitupun segmen hotel dari Rp 27,50 miliar ke Rp 24,76 miliar. Tak ketinggalan, pendapatan dari segmen pendukung acara juga menipis dari Rp 11,42 miliar menjadi Rp 10,25 miliar.

Sekretaris Perusahaan DYAN, Mirna Gozal menyatakan, adanya efisiensi oleh pemerintah berdampak besar pada surutnya penyelenggaraan acara oleh pemerintah yang sejatinya berpengaruh besar pada pertumbuhan bisnis DYAN selama ini.

“Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang melakukan efisiensi anggaran dengan memangkas berbagai kegiatan operasional dan non operasional, termasuk perjalanan dinas, rapat, seminar, dan kegiatan sejenis lainnya,” jelas Mirna kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).

Pengaruh ini diperberat oleh aksi pelepasan seluruh saham anak perusahaan DYAN, PT Visicita Imaji Semesta per 17 Juni 2025 lalu. DYAN juga tercatat menghapus nilai goodwill senilai Rp 20 miliar yang kemudian dikategorikan rugi dalam pos “beban lain-lain” di laporan keuangannya.

Untuk memperbaiki kinerja, DYAN kata Mirna akan kembali memburu pendapatan dari pasar korporasi dan asosiasi, sekaligus fokus mengembangkan event IP (intellectual property) seperti Halal Indo, IIMS, Projek-D, Deep Extreme Indonesia, Indowood Expo, dan lainnya.

Tahun ini, DYAN sudah mencadangkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar 3% dari proyeksi pendapatan DYAN tahun ini. Mirna bilang, capex itu sudah terserap 50% hingga Juni 2025 ini. 

Biaya itu digunakan untuk merenovasi hotel dan Dyandra Convention Center di Surabaya, dan pengembangan wahana di Taman Mini Indonesia Indah. “Melihat peluang bisnis yang ada, perseroan menetapkan kenaikan pendapatan di full year 2025 sebesar 5% YoY,” bidiknya.

Baca Juga: Cek Prospek dan Rekomendasi Saham JPFA Usai Laba Merosot

Beralih ke emiten lain, PT Island Concepts Tbk (ICON) tampak memperoleh kenaikan pendapatan 8,9% YoY dari Rp 100,45 miliar ke Rp 109,39 miliar. Namun di saat yang sama, perusahaan akomodasi pariwisata ini merugi Rp 330,22 juta. Padahal setahun sebelumnya, ICON masih meraup laba bersih Rp 4,72 miliar.

Di antara emiten-emiten tersebut, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) jadi juaranya dengan meraih laba bersih Rp 106,19 miliar, naik 29,27% YoY dari Rp 82,14 miliar. Pendapatannya juga ikut naik 18,46% YoY menjadi Rp 1,52 triliun dari Rp 1,28 triliun.

Secara rinci, pendapatan dari segmen jasa sewa bertambah dari Rp 799,93 miliar ke Rp 846,81 miliar, disusul pendapatan dari penjualan barang yang naik dari Rp 328,26 miliar ke Rp 395,05 miliar. Segmen pendapatan proyek pun terpantau naik dari Rp 159,82 miliar ke Rp 284 miliar. 

Presiden Direktur ASGR, Hendrix Pramana bilang, pertumbuhan pendapatan terutama diperoleh dari unit usaha solusi teknologi informasi. 

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Teknikal Mirae Sekuritas Saham PANI, PGEO & TOBA, Kamis (7/8)

Terbaru, ASGR telah menambah dua alat produksi, yakni Fujifilm Revoria PressTM EC2100S dan Fujifilm Revoria PressTM SC285S sehingga mampu mendongkrak kenaikan pendapatan. Tak cuma itu, ASGR juga rajin menggelar open house di sejumlah kota di Indonesia sehingga pelanggan bisa melihat langsung performa dari dua seri Fujifilm Revoria PressTM tersebut.

“Melalui inisiatif ini, Astragraphia memperluas jangkauan solusi cetak produksi berteknologi tinggi, selaras dengan komitmen Astragraphia untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif di Indonesia, khususnya melalui peningkatan produktivitas UMKM dan brand lokal dalam sektor ekraf,” jelas Hendrix.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menilai, secara umum kinerja emiten jasa pendukung bisnis bervariasi di semester I 2025.

Kendati pendapatan DYAN masih tumbuh, namun beban goodwill dan efisiensi anggaran pemerintah menahan laju laba bersih emiten tersebut. 

“Sementara data ASGR, ICON, dan MFMI belum lengkap, namun kinerja mereka sangat dipengaruhi oleh pemulihan aktivitas bisnis pasca pandemi, digitalisasi, dan efisiensi operasional,” urai Ekky kepada Kontan, Kamis (7/8/2025).

Menurut Ekky, kinerja mereka dipengaruhi oleh tekanan biaya, penurunan permintaan dari sektor publik, dan keterbatasan diversifikasi pendapatan.

Namun Ekky melihat, peluang pertumbuhan kinerja emiten-emiten ini masih terbuka, apalagi jika belanja korporasi dan stimulus fiskal pulih.

“Mereka perlu memperkuat portofolio jasa digital, efisiensi biaya tetap, serta inovasi layanan untuk menopang kinerja,” sarannya.

Dengan begitu, Ekky menyarankan investor untuk wait and see terhadap saham-saham di sektor ini.

Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta merekomendasikan sell on strength terhadap saham ASGR. Adapun, dia menyematkan not rated terhadap saham ICON, DYAN, dan MFMI karena ketiganya dinilai kurang likuid.

Selanjutnya: Harga Minyak Mentah Naik, Ada Potensi Tembus US$ 60 per barel di Akhir Kuartal III

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Jumat 8 Agustus 2025: Keuangan & Karier Capricorn Potensial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×