kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kinerja Emiten CPO Masih Bervariasi di Semester I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya


Kamis, 01 Agustus 2024 / 21:01 WIB
Kinerja Emiten CPO Masih Bervariasi di Semester I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat tandan kelapa sawit di PTPN IV Cibungur, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (12/7/2024). Sejumlah emiten tercatat untung besar, tetapi ada pula yang mengalami penurunan kinerja, bahkan rugi.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli

Head of Investor Relation SGRO, Stefanus Darmagiri mengatakan, penurunan laba dan penjualan SGRO pada semester I 2024, disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, penurunan penjualan sebesar 11% yoy yang disebabkan oleh penurunan penjualan CPO sebesar 19% yoy. Ini karena adanya faktor high-based di mana pada periode yang sama tahun lalu (1H23), kami membukukan penjualan CPO sebesar 30% yoy.

“Kedua, kenaikan biaya produksi per kilogram palm-products sebesar 10% yoy pada semester I,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (1/8).

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 4,7 juta pada semester pertama. Kerugian ANJT ini lebih baik dibandingkan rugi bersih sebesar US$ 5,0 juta pada periode yang sama tahun lalu. Austindo juga mencatat penurunan pendapatan sebesar 6,1% yoy ke US$ 108,3 juta pada semester I-2024. 

Baca Juga: Triputra Agro Persada (TAPG) Kejar Target Produksi Minyak Sawit

Manajemen ANJT mengatakan, penurunan pendapatan disebabkan oleh pendapatan yang lebih rendah dari segmen kelapa sawit. 

“Sementara, penurunan kerugian disebabkan oleh penurunan biaya untuk pemeliharaan jalan dan biaya pemupukan untuk tanaman menghasilkan, serta penurunan biaya pengolahan dan biaya tidak langsung yang diimbangi dengan peningkatan beban bunga dan personel pada semester I,” kata manajemen ANJT dalam keterangan resmi.

Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe melihat, kinerja emiten CPO seharusnya terkerek akibat harga sawit yang lebih tinggi sepanjang semester I-2024.

Sehingga, jika ada emiten yang mengalami penurunan kinerja, sentimennya berasal dari kinerja operasional dan keuangan mereka.

“Misalnya, SGRO umur tanaman sawitnya sudah tua dan tengah melakukan replanting. Jadi, produksi dan penjualannya bisa turun drastis,” ujar kepada Kontan, Kamis (1/8).

Baca Juga: Transaksi di Bursa CPO Minim, Simak Rekomendasi Saham Emiten Sawit

Kiswoyo menjelaskan, usia prima tanaman sawit adalah tujuh sampai 15 tahun. Jika perusahaan tengah melakukan replanting, ada kemungkinan penurunan produksi bisa terjadi sekitar lima tahun.

“Tanaman sawit usia nol sampai lima tahun itu belum bisa produksi sama sekali. Sentimen tambahannya adalah masih ada dampak dari El Nino yang membuat produksi sawit secara keseluruhan turun di semester I,” paparnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×