Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Nafan mengatakan, harga CPO saat ini masih bergerak sideways dengan target harga di kisaran MYR 3.560 – MYR 4.090 per ton.
Hal tersebut berkaitan dari investor yang masih wait and see melihat sentimen dari global supply chain, apakah akan menguat atau melemah.
Namun, dari sisi domestik, permintaan akan CPO masih kuat. Hal itu berkaitan dengan stabilitas ekonomi domestik dan rangkaian Pemilu 2024.
“Saat rangkaian pemilu, daya beli masyarakat biasanya kuat. Selain itu, Kebijakan B30 bisa meningkatkan konsumsi CPO di Tanah Air,” paparnya.
Baca Juga: Kinerja Sampoerna Agro Masih Tertekan Koreksi Harga CPO
Dari luar negeri, sentimennya adalah peningkatan permintaan dari China dan India. Sebab, perekonomian kedua negara tersebut sudah mulai optimal.
“Ini bisa menjadi motor permintaan CPO dari kawasan asia maupun global.”
Sentimen negatif di semester II juga berasal dari kebijakan pelarangan ekspor CPO ke Uni Eropa. Hal ini bisa diatasi dengan diplomasi ekonomi untuk mencari kesepakatan bersama.
Nafan pun merekomendasikan ADD untuk LSIP dengan target harga Rp 1.175 – Rp 1.275 per saham dan HOLD unutuk AALI dengan target harga Rp 8.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News