Reporter: Muhammad Musa | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harga batubara dunia mengalami penurunan, berdampak pada harga saham emiten batubara yang turut terkoreksi. Pada penutupan perdagangan Senin (24/6), harga batubara turun 0,45% ke level US$ 131,90 per ton, dan dalam sebulan turun 7,96%.
Menurut RTI per Selasa (25/6), saham ADMR turun 0,76% menjadi Rp 1.310 per saham, sepanjang tahun 2024 turun 3,68%. Saham ADRO turun 0,37% menjadi Rp 2.710 per saham namun naik 1,88% secara YTD.
ITMG melemah 1,26% menjadi Rp 23.600 per saham dengan penurunan 7,99% YTD. Saham BRMS stagnan di level Rp 142 per saham, turun 3,68% sepanjang tahun 2024.
Baca Juga: Prospek Emiten Batubara Cukup Menantang, Cek Rekomendasi Sahamnya
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, menyatakan bahwa pergerakan harga batubara cenderung sideways, dipengaruhi oleh mekanisme permintaan dan penawaran serta kondisi ekonomi global dan negara.
"Membaiknya perekonomian dunia dimotori oleh negara seperti Tiongkok dan India yang memiliki permintaan energi batubara yang kuat," ujarnya kepada Kontan, Selasa (25/6).
Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter turut mempengaruhi ekonomi. Penerapan ekspansionary monetary policy dapat melemahkan dolar AS dan meningkatkan harga komoditas termasuk batubara.
Nafan memprediksi tiga skenario harga batubara: skenario positif dengan target harga US$ 157 per ton, extremely bear di US$ 108 per ton, dan bear di US$ 127 per ton.
Baca Juga: Pelemahan Harga Batubara Pengaruhi Target Kinerja Dana Brata Luhur (TEBE)
"Apabila NCF break below up trendline, maka akan uji bear scenario pada 127. Tapi yang terpenting dan untungnya masih terjaga di harga seratusan," tambah Nafan.