kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.876   70,00   0,44%
  • IDX 7.131   -29,90   -0,42%
  • KOMPAS100 1.093   -1,74   -0,16%
  • LQ45 867   -4,23   -0,49%
  • ISSI 216   0,10   0,05%
  • IDX30 443   -3,17   -0,71%
  • IDXHIDIV20 535   -4,56   -0,84%
  • IDX80 125   -0,31   -0,25%
  • IDXV30 134   -1,86   -1,37%
  • IDXQ30 148   -1,29   -0,87%

Kinerja Emiten Barang Konsumen Dinilai Positif, Cek Rekomendasi Sahamnya


Senin, 04 September 2023 / 21:13 WIB
Kinerja Emiten Barang Konsumen Dinilai Positif, Cek Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Produk perawatan kulit Vaseline dari PT Unilever Tbk. Dinilai Positif, Begini Prospek Emiten Barang Konsumen Hingga Akhir Tahun


Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa emiten yang bergerak di sektor barang konsumen primer alias non-cylicals pada tahun ini diproyeksi tetap positif.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, sektor konsumen primer diproyesikan positif hingga akhir tahun, hal tersebut karena dipengaruhi oleh sentimen stabilitas perekonomian domestik yang memang ditunjang salah satunya oleh robust domestic demand atau juga robust domestic consumption.

“Paling tidak, kalau di kinerja top line, emiten-emiten yang berbasis di sektor barang konsumen primer alias non-cylicals memang mendapatkan benefit dari peningkatan penjualan,” kata Nafan kepada Kontan, Senin (4/9).

Selain itu, yang menjadikan katalis positif lain karena adanya ajang Pemilihan Umum (Pemilu), hal tersebut juga dinilai turut mendorong domestic spending.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 6.996, BBNI, BBRI, BRMS Paling Banyak Dibeli Asing Hari Ini (4/9)

Memiliki analisa lain, analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri mencermati, pada kuartal II-2023, penjualan bahan pokok konsumen secara keseluruhan sebagian besar melemah, terutama disebabkan oleh libur panjang (hari raya dan libur sekolah) dan lemahnya daya beli dalam negeri.

Dampaknya, volume penjualan menurun. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan Pt Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mengalami pelemahan penjualan karena banyaknya libur panjang sehingga memengaruhi kinerja penjualan perusahaan.

 

Sedangkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) tumbuh kuat dengan rata-rata sebesar 8,9% Year on Year (YoY).

Selain itu, terdapat perubahan margin di kuartal II-2023 untuk saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), yang didorong oleh harga bahan baku. Adapun PT Cisarua Mountain Dairy Tbk alias Cimory (CMRY) pada kuartal II-2023 pulih berkat pelonggaran harga susu bubuk dan penguatan rupiah.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Tembus 7.000, Cermati Saham-Saham Pilihan Analis di Bulan September

Pendapatan ICBP dan INDF juga terdorong oleh keuntungan nilai tukar yang belum direalisasi dari aktivitas pendanaan, sementara MYOR membukukan kerugian nilai tukar.

Kenaikan harga produk fast moving consumer good (FMCG) yang signifikan bersamaan dengan pembayaran tahun ajaran baru akan mempengaruhi daya beli masyarakat menengah ke bawah. Hal tersebut biasanya perlu membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan perubahan harga.

“Oleh karena itu, kita mungkin melihat tren penurunan atau penurunan peringkat terus berlanjut. Resiko lainnya adalah komoditas tertentu (gandum, gula, dan kopi) yang berada dalam tren  yang meningkat sehingga mengancam tekanan pada margin,” kata Putu dalam riset, Jumat (11/8).

Jika harga komoditas tetap berada pada level tinggi, akan memungkinkan adanya kenaikan ASP, terutama bagi perusahaan dengan pricing power yang kuat, yang berpotensi menyebabkan penurunan volume.

Baca Juga: Berikut Saham-Saham Pilihan Analis pada Perdagangan Bulan September 2023

Selain itu, jika dicermati secara keseluruhan daya beli masyarakat terlihat lemah pada kinerja penjualan konsumen di kuartal II-2023, terutama yang mempengaruhi pertumbuhan volume penjualan.

Beberapa perusahaan telah mengambil langkah untuk mengatasi situasi ini, baik dengan menerapkan pemotongan harga atau memperluas portofolio produk bernilai.

Nafan merekomendasikan untuk mencermati saham konsumer primer seperti,  PT Gudang Garam Tbk (GGRM) BUY dengan target harga 26.800, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) ACCUMULATE dengan target harga 7.950, dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga 13.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×