kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja ciamik, begini rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)


Kamis, 05 November 2020 / 13:44 WIB
Kinerja ciamik, begini rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)
ILUSTRASI. Tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Sebelumnya, manajemen INCO, anggota indeks Kompas100 ini, mengatakan target produksi  nikel dalam matte hingga akhir tahun masih di angka 73.700 metrik ton, naik dari target produksi tahun sebelumnya yang ada di angka 71.000 metrik ton.

Naiknya target produksi ini disebabkan oleh keputusan INCO untuk menunda pembangunan tanur listrik 4 ke triwulan kedua tahun 2021. Namun sebagai konsekuensinya, produksi nikel INCO tahun depan berpotensi akan mengalami penurunan.

Sebagai gambaran, INCO telah memproduksi 19.477 metrik ton (MT) nikel dalam matte sepanjang triwulan ketiga tahun 2020. Realisasi ini 4% lebih tinggi dibandingkan dengan volume produksi yang dihasilkan pada kuartal kedua 2020 yang hanya 18.701 MT.

Baca Juga: Menguat sejak awal tahun, ini pendorong laju saham ANTM dan INCO

Sementara jika diakumulasikan, produksi nikel Vale Indonesia pada sembilan bulan pertama 2020 mencapai 55.792 MT, atau 10% lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 50.531 MT.

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga baru yakni Rp 5.200 per saham. Hal ini karena BRI Danareksa Sekuritas menyempurnakan perkiraan dan menaikkan asumsi harga nikel menjadi US$ 16.000 per ton untuk 2021 dan US$ 17.000 per ton untuk tahun 2022.

BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan pendapatan INCO tahun ini berada di kisaran US$  797 juta sementara pendapatan tahun depan diperkirakan menyentuh angka  US$ 899 juta.

Adapun  prospek Vale Indonesia dinilai masih atraktif disebabkan oleh harga nikel yang solid dan pendapatan jangka panjang yang akan didukung oleh proyek-proyek pembangunan seperti proyek Pomalaa dan Bahodopi.

Selanjutnya: Harga saham Antam (ANTM) & Vale (INCO) naik double digit, masih ada potensi upside

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×