Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Mayoritas bank berkapitalisasi pasar besar, membukukan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada induk di atas 20% pada kuartal I-2013. Dari sejumlah bank besar itu, pertumbuhan kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) paling mencolok.
Di tiga bulan pertama tahun 2013, BBNI mencetak pendapatan bunga bersih senilai Rp 4,29 triliun, naik 22,7% dari kuartal I-2012 Rp 3,49 triliun. Pun laba BBNI melonjak 34,4% menjadi Rp 2,07 triliun.
Kinerja BBNI tersebut melebihi ekspektasi analis. Robby Hafil, analis Trimegah Securities bilang, laba bersih BBNI di kuartal I-2013 lebih tinggi 9% dari target dia yang sebesar Rp 1,9 triliun.
Menurutnya, kinerja BBNI yang cemerlang ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 22% dibandingkan kuartal I tahun lalu. Robby memperkirakan, sepanjang tahun ini, BBNI bisa membukukan pertumbuhan kredit 24% dibandingkan tahun lalu.
Analis Sucorinvest Central Gani, Isfhan Helmy juga mengatakan, pendorong utama membaiknya kinerja BBNI adalah pertumbuhan kredit diseluruh segmen. Pada kuartal I 2013, pertumbuhan kredit BBNI dipacu oleh segmen korporat yang naik 43,3% dibandingkan periode sama tahun lalu. Segmen lain seperti kredit konsumsi juga tumbuh 28,7%. "Pertumbuhan kredit perumahan sebesar 38% membuat kredit konsumsi naik tinggi," ujar Isfhan.
Namun, kata Isfhan, kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit konsumsi BBNI juga naik dari 1,5% menjadi 1,8%. Salah satu penyebabnya adalah naiknya risiko kredit pemilikan rumah (KPR). "Tapi ini tak mempengaruhi kualitas kredit keseluruhan, Sebab, BBNI fokus menjaga NPL kredit korporat di level 0%," tutur Isfhan.
Selain penyaluran kredit yang meningkat, upaya BBNI menahan net intereset margin (NIM) di level 6% juga mendukung kinerja keuangan BBNI.
Analis Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjadja menambahkan, kredit korporasi memang menyokong pertumbuhan kredit BBNI. Menurut dia, pertumbuhan kredit korporasi BBNI sebesar 43,3% lantaran migrasi kredit medium senilai Rp 10,3 triliun ke segmen kredit korporasi.
Namun di luar migrasi tersebut, kredit korporasi BBNI sendiri sudah tumbuh 26% dibandingkan tahun lalu. BBNI juga berhasil mengerek porsi dana murah menjadi 65% dari total simpanan. "Ini membuat NIM naik dan mengerek pendapatan bunga bersih," kata Tjandra.
Isfhan memprediksi, hingga akhir 2013 pendapatan bunga bersih BBNI akan naik 20,62% menjadi Rp 18,64 triliun. Sementara laba bersih BBNI diprediksi naik 19,48% menjadi Rp 8,42 triliun.
Hitungan Robby, laba bersih BBNI tahun ini akan naik 24% ke Rp 8,7 triliun. Adapun, Tjandra menduga, laba bersih BNNI bakal naik 12,42% menjadi Rp 7,92 triliun.
Dus, para analis sepakat merekomendasikan beli saham BBNI. Isfhan memberi target harga saham BBNI sebesar Rp 6.050, mencerminkan price to book value (PBV) 1,8 kali. Robby memberi target harga BBNI Rp 6.200 per saham, dengan PBV 2,3 kali. Adapun, Tjandra menetapkan target harga BBNI di Rp 5.500 dengan PBV 2 kali.
Pada penutupan perdagangan, Kamis (2/5), harga saham BBNI turun 3,60% ke Rp 5.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News