kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Kinerja Astra Agro (AALI) Tumbuh Positif Sepanjang 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya


Jumat, 21 Februari 2025 / 19:44 WIB
Kinerja Astra Agro (AALI) Tumbuh Positif Sepanjang 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Sepanjang tahun lalu, AALI mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 21,81 triliun, naik 5,15% secara tahunan dari Rp 20,74 triliun di tahun 2023.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan kinerja positif di sepanjang tahun 2024.

Sepanjang tahun lalu, AALI mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 21,81 triliun, naik 5,15% secara tahunan dari Rp 20,74 triliun di tahun 2023.

Secara rinci, segmen minyak sawit mentah dan turunannya menyumbang Rp 20,18 triliun ke pendapatan tahun 2024. Lalu, segmen inti sawit dan turunannya berkontribusi Rp 1,62 triliun dan segmen lainnya Rp 11,36 miliar.

Beban pokok pendapatan tercatat naik ke Rp 18,47 triliun di tahun 2024, dari sebelumnya Rp 17,97 triliun di tahun 2023.

Alhasil, laba bruto AALI naik 20,55% year on year (yoy) ke Rp 3,34 triliun tahun lalu, dari akhir 2023 sebesar Rp 2,77 triliun. 

Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) Bukukan Laba Bersih Rp 1,14 Triliun Sepanjang 2024

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan alias laba bersih perseroan tercatat Rp 1,14 triliun tahun lalu, naik 8,67% yoy.

Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman melihat, kinerja AALI terdampak dari proporsi jumlah tanaman milik perseroan yang menghasilkan, terutama yang berada di usia produktif (4-15 tahun) dan tanaman yang tergolong tua (lebih dari 15 tahun). 

Melihat dari tingkat produksi TBS (tandan buah segar) di bulan November 2024, jumlah tanaman produktif terlihat mengalami penurunan. 

“Penurunan itu pun berimbas pada produksi CPO yang merupakan hasil ekstraksi dari TBS,” ungkapnya kepada Kontan, Jumat (21/2).

Di sisi lain, pasar terlihat masih menunggu terkait rencana ekspansi ke depannya untuk AALI. Sebab, apabila kondisi saat ini masih berlangsung, maka produksi perseroan berpotensi stagnan atau melanjutkan tren penurunan. 

“Keadaan ini akan dapat memberikan sentimen yang lebih negatif apabila harga CPO juga mengalami koreksi,” tuturnya.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan melihat, peningkatan kinerja AALI di tahun 2024 didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO), meskipun produksi perseroan sedikit menurun.

Baca Juga: Harga CPO Masih Tinggi, Begini Prospek Kinerja Emiten Sawit di Tahun 2025

”Pengelolaan biaya operasional yang lebih efisien juga turut berkontribusi terhadap peningkatan laba bersih,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (21/2).

Menurut Darma, sentimen pemberat kinerja AALI di tahun lalu adalah replanting dan kondisi cuaca. Tahun lalu, perseroan memang tengah fokus melakukan penanaman kembali tanaman sawit yang telah melewati masa produktif menyebabkan stagnasi dalam produksi.

“Curah hujan tinggi akibat La Nina pun menghambat proses replanting dan mempengaruhi produksi,” tuturnya.

Melansir RTI, saham AALI turun 17,48% setahun belakangan dan turun 4,84% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

Darma melihat, penurunan saham AALI dalam setahun terakhir diakibatkan oleh dua hal utama. 

Pertama, stagnasi produksi CPO perseroan akibat replanting. Hal itu mempengaruhi persepsi investor terhadap pertumbuhan jangka pendek.

“Kedua, fluktuasi harga CPO yang berdampak pada profitabilitas perusahaan,” paparnya.

Menurut Darma, peluang rebound saham AALI masih ada, asalkan memenuhi dua syarat utama. Pertama, ada pemulihan produksi seiring dengan selesainya replanting dan tanaman baru mulai memasuki masa produktif.

“Kedua, stabilitas atau kenaikan harga CPO dapat mendukung perbaikan kinerja keuangan dan harga saham AALI,” tuturnya.

Di tahun 2025, kinerja AALI masih akan banyak dipengaruhi oleh upaya peningkatan produksi dari tandan buah segar (TBS) dan CPO, serta efisiensi biaya di luar dari harga CPO yang masih cenderung tinggi.

“Di sisi lain, masih ada risiko perubahan regulasi ekspor, seperti pajak atau kebijakan pembatasan tertentu, yang bisa berdampak pada penjualan,” paparnya.

Alhasil, Darma belum memberikan rekomendasi saham untuk AALI.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan AALI masih berada dalam fase downtrend dalam jangka menengah. “Namun, kondisi itu dapat dimanfaatkan untuk trading buy dalam jangka pendek dengan support di Rp 5.800 per saham dan resistance Rp 6.075 per saham,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (21/2). 

Herditya pun memberikan target harga untuk AALI dengan target harga Rp 6.150 - Rp 6.250 per saham.

Selanjutnya: AP Solution Day 2025 Hadirkan Solusi IT untuk Ketahanan Bisnis dan Pemerintahan

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat sampai 3 Maret, Mi Telur Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×