kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kilas balik berita emiten sepekan


Sabtu, 23 Oktober 2010 / 07:36 WIB
Kilas balik berita emiten sepekan
ILUSTRASI. terminal b a t u b a r a PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk IATA


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dalam sepekan kemarin, perjalanan indeks diwarnai oleh aksi korporasi dan rumor sejumlah emiten. Selain itu, ada pula calon emiten baru yang siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Siapa saja mereka? Berikut rangkumannya.

Senin, 18 Oktober 2010

- PT Krakatau Steel

Rencana pemerintah melepas kepemilikan sahamnya di PT Krakatau Steel (KS) bakal berjalan lancar. Pasalnya, peminat saham perusahaan baja ini sudah sangat besar. Menurut Sekretaris Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mahmudin Yasin, hingga akhir pekan lalu, pihak yang sudah memasukkan minat saham KS mencapai Rp 6 triliun. Menurut Mahmudin, tawaran ini belum termasuk dari investor asal London dan New York.

Sayangnya, Mahmudin enggan mengungkapkan minat investor tertinggi berada pada harga berapa. Ia hanya memastikan jika peminat investor ini baru akan terlihat pada pekan depan. "Kemungkinan kita tentukan harga IPO ini pada pekan depan," tegasnya.

Sekedar mengingatkan, pemerintah melepas saham KS ini sekitar 20%. Saham perdana alias initial public offering (IPO) KS ini sudah ditetapkan pada kisaran Rp 800 per saham hingga Rp 1.150 per saham. Dengan hajatan ini, maka KS bisa mendapatkan dana sekitar Rp 3 triliun.

Selasa, 19 Oktober 2010

- PT Katarina Utama (RINA)

Kegiatan operasional PT Katarina Utama (RINA) lumpuh dan terancam gulung tikar. Kantor cabang di Medan tutup sejak 8 Oktober lalu. Sejumlah proyeknya terhenti dan RINA harus membayar penalti akibat wanprestasi.

Menurut sumber internal di RINA, beberapa proyek milik klien seperti Huawei Tech Investment (ZTE) dan Ericsson Indonesia mangkrak dan terancam terkena pinalti. Namun, ia belum bisa memperkirakan nilai proyek itu. "Untuk ZTE, ada klausul perjanjian yang menyatakan penalti US$ 10.000 per proyek. Kalau Ericsson tidak tertulis dalam perjanjian, belum bisa dipastikan," ujar sumber KONTAN, Senin (18/10).

Mandeknya proyek-proyek itu akibat RINA tidak lagi memiliki dana. Manajemen dituding telah menggelapkan dana penawaran saham perdana (IPO) senilai Rp 29,6 miliar. Dana yang menurut prospektus dialokasikan untuk kegiatan operasional, tidak terealisasi. Namun, manajemen menampik tuduhan tersebut.

Kantor cabang RINA di Medan memberikan kontribusi cukup besar bagi RINA. Berdasarkan laporan keuangan mereka semester I 2010, pendapatan perusahaan itu dari Medan setara dengan 73% dari total pendapatan RINA.

Rabu, 20 Oktober 2010

- PT Borneo Lumbung Energy

Saham sektor pertambangan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal segera bertambah. PT Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk bakal mencatatkan saham perdananya di BEI pada 26 November nanti. Borneo akan melepas 3,31 miliar saham atau sekitar 20% dari total saham perseroan.

Bagi investor yang tertarik untuk memiliki saham ini, masa penawaran awal Initial Public Offering (IPO) Borneo berlangsung selama 18-22 November. Sementara distribusi saham akan dilakukan pada 25 November. Untuk memuluskan hajatan ini, Borneo telah menunjuk CIMB Securities Indonesia sebagai penjamin emisi saham.

Melalui penjualan saham perdananya, Borneo berharap bisa mengantongi dana senilai US$ 350 juta- US$ 400 juta. Sayang, kabar ini belum berhasil mendapat konfirmasi dari manajemen Borneo. Samin Tan, Direktur Utama Borneo tidak menjawab panggilan telepon dari KONTAN.

Tapi, dalam prospektusnya, perseroan ini mengungkapkan, sekitar 35% dana IPO itu akan digunakan untuk membiayai kegiatan ekspansi produksi batubara. Tahun ini, Borneo menargetkan produksi batubara sekitar 3,6 juta ton. Hingga Juni 2010, produksi batubara Borneo baru sekitar 752.000 ton.

Borneo perlu menggenjot produksi batubaranya untuk mengimbangi kenaikan kontrak penjualan yang mereka dapatkan. Pada 4 Oktober lalu, Borneo mendapat kontrak pengadaan batubara sebanyak 1 juta ton dari Zhonglian Resources Company Limited selama 1 tahun.

Selain untuk ekspansi, Borneo juga akan menggunakan 50% hasil IPO untuk melunasi utang. Pinjaman yang akan dilunasi Borneo berasal dari Sinarmas Sekuritas sebesar Rp 600 miliar, CIMB Niaga (Rp 670 miliar) serta RZB Bank (Rp 685 miliar).

Kamis, 21 Oktober 2010

- PT Petrosea Tbk (PTRO)

Rencana PT Petrosea Tbk (PTRO) untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham alias stock split bakal berjalan lancar. Apalagi, PTRO sudah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Rencananya, PTRO akan melakukan stock split pada rasio 1:10 per saham. Artinya, jika pada Kamis ini harga saham PTRO berada pada harga Rp 40.500 per saham, maka saham PTRO akan berada pada harga Rp 4050 per saham. Rencana ini sudah mendapatkan restu dari pemegang saham.

- PT PP Tbk (PTPP)

PT PP Tbk (PTPP) berencana menggenjot pendanaan dari pasar untuk membiayai ekspansinya. Perusahaan konstruksi pelat merah ini bahkan berencana menerbitkan obligasi maksimal Rp 1 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilisnya hari ini, PTPP berencana menerbitkan Medium Term Notes (MTN) dan atau obligasi maksimum Rp 1 triliun. Namun, penerbitan ini terlebih dahulu harus dilaporkan kepada pemegang saham.

"Ini fasilitas agar sewaktu-waktu dapat kita gunakan," kata Sekretaris Perusahaan PTPP Betty Aryana. Menurut Betty, fasilitas ini tidak akan digunakan pada tahun ini. "Bisa saja kami terbitkan pada tahun depan, namun semua akan sangat tergantung dari investasi yang akan kami lakukan," ucapnya.

Asal tahu saja, hingga Juli 2010 PTPP sudah menggunakan fasilitas ini sebesar Rp 125 miliar. Namun, PTPP hanya menerbitkan MTN. MTN X diterbitkan PTPP pada 22 Juni 2010 Syariah Mudharabah sebesar Rp 75 miliar. MTN ini diterbitkannya dengan jangka waktu 24 bulan dengan nisbah alias bagi hasil 50% per tahun.

Selain itu, pada 29 Juni, PTPP juga telah menerbitkan MTN XI sebesar Rp 50 miliar. MTN ini terbit pada 8 Juli 2010 dan akan berakhir pada 8 Januari 2012. MTN ini diganjar dengan suku bunga yang lebih kecil, yakni 10,5% per tahun.

Jumat, 22 Oktober 2010

- PT Krakatau Steel

Pelepasan saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel (KS) semakin diminati para investor. Buktinya, saat ini penawaran saham KS sudah mencapai Rp 7 triliun hingga Rp 8 triliun.

"Sebesar 60% tawaran berasal dari lokal, sementara sisanya hanya berasal dari asing," kata Zaki Anwar Makarim, Presiden Komisaris KS. Zaki mengaku jika penawar lokal lebih berani memasukkan harga IPO ketimbang penawar asing.

Menurut Zaki, investor lokal menawar harga saham KS diatas Rp 1.000 per saham. Sementara, investor asing hanya menawar saham KS dikisaran Rp 800 per saham hingga Rp 1.000 per saham. "Kalau banyak harga atas, maka yang nawar dibawah akan di cut," tegasnya.

Asal tahu saja, perusahaan baja pelat merah ini berencana melepas saham KS pada kisaran 20%. Harga yang ditawarkan pemerintah ini berkisar Rp 800 per saham hingga Rp 1.150 per saham. Dengan hajatan ini, KS memperkirakan akan mendapatkan dana diatas Rp 3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×