kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kian ekspansif menambah menara, cermati rekomendasi saham emiten menara


Selasa, 15 Oktober 2019 / 19:24 WIB
Kian ekspansif menambah menara, cermati rekomendasi saham emiten menara
ILUSTRASI. Emiten menara makin ekspansif dengan menambah jumlah menara telekomunikasi pada tahun ini.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara makin ekspansif dengan menambah jumlah menara telekomunikasi pada tahun ini. Baru-baru ini anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah menjadi pemenang lelang 1.000 menara telekomunikasi yang dijual PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT).

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi mengatakan prospek saham TOWR mampu meningkat hingga akhir tahun ini, terlebih setelah memenangkan lelang sejumlah 1.000 menara.

Menurutnya TOWR juga bisa mencapai target penambahan menara sebanyak 3.000 unit sampai tutup tahun ini.

Baca Juga: Indosat (ISAT) teken perjanjian jual beli 3.100 menara dengan Protelindo dan Mitratel

Sementara untuk PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), Yosua menilai, saham TBIG tak terlalu menarik lantaran sudah mengalami peningkatan harga signifikan. Secara kinerja, ia memperkirakan, cukup sulit bagi TBIG mencapai target tambahan 3.000 menara pada 2019, dan memprediksi hanya 2.500 unit menara.

Secara keseluruhan, Yosua bilang, ada beberapa sentimen positif untuk emiten menara. Salah satunya dengan penurunan suku bunga. Ia memproyeksikan bakal ada penurunan suku bunga kembali sehingga ini bakal mengurangi biaya bunga emiten menara. Maklum, biasaya emiten menara melakukan ekspansi dengan pembiayaan dari pinjaman bank.

"Beban bunga meraka turun itu bagus banget, sehingga mengurangi biaya bunga mereka (emiten menara),"katanya, Selasa (15/10).

Selain itu, sentimen positif juga datang dari operator selular yang gencar melakukan perluasan jaringan ke berbagai wilayah.

Adapun sentimen negatif yakni adanya kemungkinan merger berberapa operator. "Otomatis kebutuhan menaranya makin sedikit, mereka bisa melakukan relokasi seusai kontrak habis," tambah Yosua.

Baca Juga: Menang tender, anak usaha Telkom Indonesia (TLKM) akuisisi 2.100 menara Indosat

Hal yang sama juga disampaikan Head of Research Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe. Menurutnya, kemungkinan merger operator selular tentu dapat mempengaruhi kinerja emiten menara. Dus, emiten menara bisa melakukan pendekatan dengan operator selular untuk melakukan relokasi ke wilayah lain.

Kiswoyo menambahkan, sisi positif bagi emiten menara adalah kontrak yang mereka perolah merupakan kontrak jangka panjang.

Ia merekomendasikan buy untuk saham TOWR dengan target harga sampai akhir tahun sebesar Rp 850 per saham. Pun saham TBIG, ia merekomendasikan beli dengan target harga Rp 7.000 per saham.

Sedangkan Yosua merekomendasi investor buy saham TOWR dengan target harga Rp 1.000 per saham. Pada penutupan perdagangan Selasa (15/10), harga saham TOWR stagnan di Rp 655 per saham.

Sementara untuk saham TBIG, Yosua menyarankan hold. Pada perdagangan Selasa (15/10), harga saham TBIG menyusut 2,56% menjadi Rp 6.650 per saham.

Baca Juga: Jual 3.100 menara, Indosat (ISAT) raih dana segar Rp 6,39 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×