Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Ari menambahkan di sisi lain Indonesia resmi resesi setelah pertumbuhan ekonomi kuartal III menurun 3,49% dan berada di bawah konsensus, arus dana asing tetap terus masuk ke Indonesia. Jumat (6/11), yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun juga kembali berhasil menyentuh rekor terendahnya di level 6,27%.
Yudha memproyeksikan yield SUN tenor 10 tahun berada di 6,25%. Sementara, di 2021 Yudha juga optimistis yield masih akan kembali menurun. Yudha juga memproyeksikan suku bunga acuan BI masih akan turun sekali lagi di akhir tahun ini, begitu pun di tahun depan.
"Tinggal menunggu waktu saja kepemilikan asing di obligasi negara kembali naik di atas 30% dengan begitu kinerja reksadana pendapatan tetap akan ikut tersokong naik," kata Yudha. Jika ekonomi kembali berjalan normal dan pendistribusian vaksin berjalan lancar kinerja pasar obligasi juga akan makin tumbuh. Apalagi, efek omnibus law juga pasar respon positif.
Sementara itu, Ari memproyeksikan volatilitas pasar modal akan tetap tinggi terutama untuk jangka pendek. "Kami melihat sorotan utama masih seputar perkembangan penanganan atas penyebaran virus korona di berbagai negara," kata Ari.
Baca Juga: Obligasi menopang bisnis wealth management bank
Untuk berjaga-jaga, strategi Ari dalam meracik portofolio reksadana pendapatan tetap akan difokuskan pada menjaga likuiditas. Oleh karena itu, Ari banyak memegang SUN dengan tenor jangka menengah lima hingga 10 tahun atau seri benchmark.
Sedangkan, Yudha optimistis dengan yield yang masih bisa menurun, ia kini fokus meracik portofolio reksadana pendapatan tetap dengan obligasi negara berdurasi panjang. "Kami lebih memilih obligasi negara durasi panjang dan likuid karena apresiasi kenaikan harganya lebih tinggi," kata Yudha.
Optimis di tahun depan yield masih berpotensi turun, Yudha memproyeksikan rata-rata kinerja reksadana pendapatan tetap tumbuh 8%-9% di tahun depan.
Baca Juga: Tren obligasi korporasi akan semakin membaik pada tahun depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News