kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren obligasi korporasi akan semakin membaik pada tahun depan


Kamis, 05 November 2020 / 19:52 WIB
Tren obligasi korporasi akan semakin membaik pada tahun depan
ILUSTRASI. Kinerja obligasi korporasi berhasil menorehkan rekor.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja obligasi korporasi berhasil menorehkan rekor. Hal ini tercermin dari Indeks Return Obligasi Korporasi milik Indonesia Bond Price Agency (IBPA).

Pada hari ini, Kamis (5/11), indeks tersebut berada di level 325,92, yang merupakan level tertingginya. Bahkan, indeks tersebut juga terus bergerak naik dalam sebulan terakhir.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, ada tiga faktor yang mendorong kenaikan indeks tersebut di tengah penurunan penerbitan obligasi korporasi dan banyak obligasi korporasi yang mengalami penurunan peringkat dan outlook. Pertama adalah risiko yang terjaga seiring penerbitan obligasi korporasi punya kualitas yang baik.

“Hampir tiga perempat dari obligasi korporasi yang diterbitkan tahun ini memiliki rentang rating AA-AAA sehingga risikonya pun terjaga dan mendorong indeks bisa tumbuh. Kedua, investor ritel mulai beranjak ke reksadana dengan basis obligasi korporasi, ini membantu menjaga permintaan terhadap obligasi korporasi itu sendiri,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Kamis (5/11).

Baca Juga: Manajer investasi rebalancing portofolio, obligasi korporasi kecipratan untung

Faktor ketiga datang dari likuiditas perbankan yang melimpah pada tahun ini. Dana tersebut pada akhirnya ditempatkan di obligasi korporasi sebagai instrumen lindung nilai bagi perbankan. 

Fikri menilai, fokus pasar akan terarah pada proses percepatan pemulihan ekonomi. Sejauh ini, faktor resesi ekonomi disebut sudah diperkirakan pasar, sementara sentimen pemilu Amerika Serikat juga akan segera berakhir. Jika pemulihan ekonomi berjalan tanpa hambatan, bahkan bisa lebih cepat karena vaksin yang didistribusikan, Fikri melihat tren obligasi korporasi akan tumbuh baik pada tahun depan.

“Dari sisi suku bunga acuan masih akan rendah, lalu kebijakan fiskal masih akan dipompa, ini akan membuat yield tetap rendah sehingga mendorong harga lebih baik. Cost of fund penerbit pun berpeluang lebih murah jika memang vaksin dan pemulihan ekonomi berjalan lancar, surat utang korporasi bisa tumbuh signifikan pada awal tahun depan,” tambah Fikri.

Baca Juga: Tempatkan dana di obligasi & pasar uang, return investasi dana pensiun domestik mini

Fikri menjelaskan, walaupun yield obligasi korporasi mengecil, permintaan masih tetap akan ada. Bagaimanapun, obligasi korporasi menawarkan imbal hasil yang lebih menguntungkan ketimbang surat utang negara (SUN). Oleh karena itu, Fikri melihat obligasi korporasi dengan rating di atas AA dan penerbitnya punya bisnis yang tidak terdampak virus corona, masih tetap akan jadi incaran.

“Risiko obligasi korporasi berperingkat AA ke atas jelas lebih terukur, apalagi sektor-sektor seperti telekomunikasi, farmasi, ritel  dan perbankan malah punya peluang naik peringkat. Jadi demand ke depan masih akan tetap terjaga,” tandas Fikri.

Baca Juga: Parkir dana di obligasi dan pasar uang, hasil investasi dana pensiun Indonesia rendah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×