Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dollar AS sulit mengungguli yen di tengah minimnya katalis baik dari Amerika Serikat (AS) maupun Jepang. Ketidakpastian kebijakan dari kedua negara membuat pasangan USD/JPY cenderung stagnan.
Mengutip Bloomberg, Senin (3/10) pukul 19.40 WIB, pasangan USD/JPY menguat tipis 0,01% ke level 101,36 dibanding sehari sebelumnya.
Nizar Hilmy, analis PT SoeGee Futures menjelaskan, pasangan USD/JPY cenderung bergerak flat di tengah minimnya katalis. Meredanya kekhawatiran mengenai kondisi keuangan Deutsche Bank AG sebenarnya memberi sentimen positif pada USD lantaran mengurangi permintaan safe haven.
Setelah Deutsche Bank bernegosiasi dengan pemerintah AS untuk mengurangi denda, pasar saham Asia menguat dan memicu aksi jual pada yen. "Tetapi USD gagal mempertahankan kenaikan di tengah minimnya pemicu yang dapat mendorong dollar AS melaju lebih jauh," kata Nizar.
Padahal, data ekonomi Jepang sebenarnya belum sepenuhnya positif. Data Tankan Non-Manufacturing Index kuartal III-2016 turun ke level 18 dari sebelumnya di level 19. Sedangkan Manufacturing Index relatif stabil di level 6.
Nizar melihat, laju USD/JPY yang cenderung flat mencerminkan sikap pelaku pasar yang masih ragu di tengah ketidakpastian kebijakan baik The Fed maupun Bank Sentral Jepang (BOJ). "Kenaikan suku bunga The Fed belum jelas, sedangkan BOJ juga masih ragu untuk memberi stimulus," lanjutnya.
Selanjutnya, fokus pasar pada pekan ini adalah data Non Farm Payroll (NFP) Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis Jumat (7/10). Dugaan Nizar, penguatan USD/JPY masih terbuka tetapi masih terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News