kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketegangan AS-Iran berlanjut, kenaikan harga minyak sulit terbendung


Rabu, 26 Juni 2019 / 19:23 WIB
Ketegangan AS-Iran berlanjut, kenaikan harga minyak sulit terbendung


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia masih berpotensi mengalami kenaikan dalam waktu dekat seiring memburuknya ketegangan AS-Iran dan sentimen berskala global lainnya.

Sebagai informasi, Rabu (26/6) pukul 17.45 WIB harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2019 di New York Mercantile Exchange naik 1,71% ke level US$ 58,82 per barel. Angka ini merupakan level tertinggi sejak akhir bulan Mei silam.

Kenaikan juga terjadi pada harga minyak brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2019 di ICE Futures sebesar 1,05% ke level US$ 65,73 per barel.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan, perkembangan konflik geopolitik antara AS dan Iran masih akan mempengaruhi pergerakan harga minyak dunia dalam waktu dekat. Konflik ini sendiri kian panas semenjak pesawat nirawak AS ditembak jatuh oleh pasukan Iran.

AS hampir saja melakukan serangan ke Iran sebelum dibatalkan oleh Presiden AS Donald Trump di detik-detik akhir. Di sisi lain, Iran tak segan untuk melakukan serangan balasan ke AS. “Baik AS dan Iran sama-sama terus melontarkan ancaman,” kata dia, hari ini.

Harga minyak juga berpotensi melambung jika proyeksi penurunan cadangan minyak di AS terwujud. Asal tahu saja, Energy Information Administration (EIA) akan merilis data cadangan minyak mentah AS nanti malam. Diprediksi, stok minyak mentah negeri Paman Sam akan menyusut 2,8 juta barel di pekan lalu.

Di sisi lain, harga minyak dunia berpotensi berbalik arah jika pertemuan AS dan China di KTT G-20 akhir pekan nanti tidak menghasilkan kesepakatan berarti. “Kalau perang dagang kembali memanas, perekonomian dunia menjadi terancam sehingga mempengaruhi permintaan terhadap minyak,” terang Faisyal.

Selain itu, pertemuan OPEC dan sekutunya di awal bulan depan juga tengah dicermati para pelaku pasar. Dalam hal ini, pasar menanti apakah OPEC akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi minyak atau justru sebaliknya. Hasil pertemuan ini diyakini juga akan mempengaruhi arah harga minyak dalam beberapa waktu ke depan.

Dari sisi teknikal, harga minyak masih berada di atas MA50, MA100, dan MA200. Indikator MACD berada di level 0,941 sedangkan RSI di level 77,06. Adapun indikator stochastic berada di level 93,15. Berkaca pada indikator teknikal yang ada, harga minyak masih berpotensi naik namun cenderung terbatas.

Faisyal memprediksi, pada perdagangan Kamis (27/6) harga minyak WTI akan bergerak di rentang US$ 57,50—US$ 60,80 per barel. Sementara itu, dalam satu pekan ke depan harga minyak diperkirakan berada di level sekitar US$ 56,00—US$ 62,00 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×