Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
"Fundamental benar-benar didorong oleh ketakutan virus. Secara teknis, telah terjadi pertarungan selama enam sesi terakhir tetapi minyak akhirnya mematahkan rata-rata bergerak 200 hari ketika kemarin ditutup di bawah level," kata Olivier Jakob, dari konsultan Petromatrix dilansir dari Reuters.
Dengan kasus-kasus corona yang terdeteksi hingga Amerika Serikat (AS), pasar saham global juga merasakan efek dari ketakutan bahwa virus itu dapat menyebar lebih jauh ketika jutaan orang China bersiap-siap melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek.
Baca Juga: Harga minyak terpapar virus corona, WTI ke US$ 55,65 per barel dan Brent US$ 62,15
Beijing mengatakan telah membatalkan acara-acara besar, termasuk dua pekan raya Tahun Baru Imlek yang terkenal, untuk mengekang penyebaran virus.
"Kami memperkirakan guncangan harga hingga US$ 5 (per barel) jika krisis berkembang menjadi epidemi gaya SARS," kata JPM Commodities Research dalam sebuah catatan, mengutip pergerakan historis harga minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News