kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keringnya permintaan terus seret harga batubara


Rabu, 22 Maret 2017 / 15:07 WIB
Keringnya permintaan terus seret harga batubara


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rencana China untuk menahan pengembangan proyek pertambangan batubara baru dan cukupnya pasokan dalam negeri India disinyalir adalah penyebab turunnya permintaan batubara untuk pembangkit listrik tahun lalu. Imbasnya, pergerakan harga batubara terus menurun sejak awal tahun 2017 kemarin.

Hal ini diungkapkan oleh beberapa grup lingkungan seperti Greenpeace, The Sierra Club dan CoalSwarm. Menurut mereka, seperti dikutip dari Bloomberg, rencana pre konstruksi turun 48% sedangkan mulainya aktivitas konstruksi baru turun 62% sepanjang tahun 2016 dibanding tahun 2015 lalu.

Tentunya ini positif dampaknya bagi lingkungan sehingga membuat pasokan global kering batubara. Efeknya banyak pembangkit listrik yang mengurangi penggunaan batubara akibat ketiadaan pasokan tersebut.

Sementara India sendiri menurut Menteri Energinya mencatatkan bahwa pasokan di India masih cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik hingga tahun 2019 mendatang. Ditambah lagi, National Energy Plan, mengatakan tidak akan ada pengembangan pembangkit listrik bertenaga batubara lagi setidaknya sampai 2027 mendatang.

Efeknya, di China dan India sebesar 68 gigawatts konstruksi batubara di lebih dari 100 titik terhenti. Sementara di AS dan Eropa sendiri sebanyak 64 gigawatts kapasitas pembangkit listrik batubara sudah berhenti beroperasi dalam dua tahun terakhir.

Keringnya permintaan ini memang menyudutkan pergerakan harga batubara. Mengutip Bloomberg, Selasa (21/3) harga batubara kontrak pengiriman April 2017 di ICE Futures Exchange menurun 1,78% ke level US$ 80,00 per metrik ton dibanding hari sebelumnya.

Walau memang negara seperti Turki, Indonesia, Vietnam dan Jepang gagal menerapkan upaya untuk memaksimalkan penggunaan energi terbarukan. Sehingga masih menjadi penopang pergerakan harga batubara akibat tingginya permintaan dari negara-negara tersebut. Membuat penurunan harga batubara terhitung terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×