kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Kerek kinerja, MNCN andalkan pemasukan dari iklan


Minggu, 23 Januari 2011 / 11:59 WIB
Kerek kinerja, MNCN andalkan pemasukan dari iklan


Reporter: Raka Mahesa Wardhana |

JAKARTA. Para pemilik saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) boleh tersenyum lebar. Tahun lalu, pendapatan perusahaan media ini tumbuh kencang.

Senior Vice President Group Head Investor Relation MNCN Robert Satrya menuturkan, pada periode Januari-November 2010, pendapatan MNCN mencapai
Rp 4,37 triliun. Angka itu lebih tinggi 36% ketimbang pendapatan perseroan tersebut di 11 bulan pertama 2009.

Kenaikan laba bersih MNCN jauh lebih dahsyat. Pada 11 bulan pertama 2010, laba bersih perseroan ini mencapai
Rp 646 miliar, atau naik sekitar 72% ketimbang laba bersih pada periode yang sama setahun sebelumnya.

Sayang, Robert belum mau memberi estimasi pendapatan dan laba bersih sepanjang 2010. Namun, melihat pencapaian di 11 bulan pertama 2010, investor tak perlu cemas.

Penggerak utama kenaikan pendapatan perusahaan milik Hary Tanoe ini adalah meningkatnya pendapatan iklan. Selama 11 bulan awal 2010, pendapatan iklan MNCN naik 41% menjadi Rp 3,7 triliun.

Jumlah ini setara 85% total pendapatan di periode Januari-November 2010. Sisanya merupakan pendapatan yang berasal dari bisnis konten dan value added service (VAS) serta pendapatan lain.

Artinya, bisnis media televisi masih menjadi pemasukan utama bagi perseroan ini. Pendapatan iklan dari tiga stasiun televisi nasional yang dimiliki MNCN memberi kontribusi hingga 80% pada pendapatan perseroan.

Rinciannya, stasiun RCTI menyumbang 64% pendapatan. Sementara MNC TV, yang dulu lebih dikenal dengan nama TPI, memberi sumbangan pendapatan 21%. Terakhir, Global TV menyumbang pendapatan sebesar 15%.

Penonton naik

Tahun ini pun dewi fortuna, tampaknya, bakal masih memayungi MNCN. Menurut riset Media Asia Partner, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini yang di atas kertas akan melaju di atas 6% mereka prediksi akan menaikkan belanja iklan media.

Tahun ini, total belanja iklan media mereka proyeksikan mencapai US$ 1,74 miliar, naik 16% dari tahun sebelumnya. Dari total belanja iklan itu, televisi masih akan menyerap iklan terbanyak.

Sekadar informasi, di 2010 lalu, media televisi mencaplok 68,8% dari total belanja iklan di media. "Kenaikan belanja iklan akan berimbas positif pada pendapatan MNCN," tutur Mulana Hutabarat Investor Relations PT Global Mediacom Tbk (BMTR), pemegang saham MNCN.

MNCN yang memiliki tiga stasiun televisi akan diuntungkan dengan belanja iklan yang meningkat. Mulana yakin, ketiga stasiun televisi tersebut bisa menarik pengiklan.

Rata-rata audience share MNCN juga lebih besar. Audience share ini yang menjadi tolak ukur bagi pengiklan untuk memasang iklan di televisi. Semakin besar audience share, semakin banyak penonton stasiun televisi tersebut. Pengiklan cenderung memilih stasiun televisi dengan audience share besar.

Mulana menuturkan, secara historis, MNCN selalu mencatat kenaikan audience share tiap tahun. Di 2011 ini, ia perkirakan rata-rata audience share MNCN naik jadi 39% dari 35% di 2010.

Untuk menjaga audience share, MNCN telah menyiapkan beberapa program unggulan. Dari acara olahraga, MNCN masih mengandalkan sepakbola. Misalnya Barclays Premier league untuk tiga musim, Euro Cup 2012 dan 2016, serta AFF Championship 2012. Program reality show, musik, dan drama seri juga masih jadi andalan.

Sayang Robert maupun Mulana enggan buka mulut soal belanja modal tahun ini. Yang jelas, tahun ini, MNCN menargetkan pendapatan sebesar Rp 6,13 triliun dan laba bersih Rp 1,02 triliun.

MNCN berdiri pada tanggal 17 Juni 1997. Sepuluh tahun kemudian, persisnya 22 Juni 2007, perusahaan media milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo ini masuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Lewat skema initial public offering (IPO), emiten berkode saham MNCN ini melepas 4,13 miliar saham atau setara 30% dari total saham mereka.

Jejaring bisnis MNCN cukup komplet, mulai dari televisi nasional, lokal, radio, koran, hingga tabloid. Sumber pendapatan terbesar MNCN berasal dari tiga media televisi nasional yaitu RCTI, Global TV, dan MNC TV. Pergerakan saham MNCN di bursa saham lumayan likuid. Sejak awal tahun ini sampai kemarin (21/1), rata-rata volume transaksi MNCN di atas 10 juta saham per hari.

Namun demikian, harga saham MNCN cenderung melorot belakangan ini. Kemarin (21/2), harga saham MNCN ditutup turun 3,61% menjadi Rp 800 per saham. Posisi tersebut sudah terpangkas 11,11% dibandingkan harga saham MNCN ketika IPO, yaitu senilai Rp 900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×