Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil atau yield US Treasury dan indeks dollar Amerika Serikat (AS) yang menurun membawa sentimen positif bagi rupiah. Nilai tukar rupiah pun berhasil menguat.
Mengutip Bloomberg, Kamis (20/1), rupiah menguat 0,16% ke Rp 14.341 per dollar AS. Sementara, kurs JISDOR Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,11% ke Rp 14.354 per dollar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penguatan rupiah disebabkan indeks dollar AS yang bergerak melemah karena yield US Treasury juga melemah. Tercatat, yield US Treasury menurun 163 basis poin ke 1,83%. Faktor tersebut juga membuat dollar AS melemah ke sebagian besar mata uang Asia.
Selain itu, rupiah tersokong menguat juga karena merespons positif keputusan Bank Sentral China, People's Bank of China (PBoC) yang memangkas suku bunga acuannya. Dampaknya, yuan menguat dan rupiah ikut menguat.
Baca Juga: BI Mulai Tapering Maret 2022, Diawali dengan Menaikkan GWM
Sementara, keputusan BI mempertahankan suku bunga di 3,5% sudah sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Dari keputusan BI tersebut, Josua berharap akan membawa dampak positif dalam membatasi pelemahan rupiah di tengah proyeksi The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku buga di Maret.
Pada perdagangan Jumat (21/1), Josua mengatakan pergerakan rupiah masih akan dipengaruhi oleh sentimen penurunan suku bunga China. "PBoC pangkas suku bunga bisa kembali mendukung rupiah menguat secara terbatas, meski sentimen peningkatan omicron datang," kata Josua.
Josua memproyeksikan kurs rupiah berada di Rp 14.300 per dollar AS-Rp 14.400 per dollar AS pada Jumat (21/1).
Baca Juga: Rupiah Berbalik Menguat Secara Teknikal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
