Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan mata uang rupiah pagi ini melemah. Pengetatan kebijakan moneter di China dikhawatirkan akan memukul tingkat ekspor negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Pada pukul 08.54, rupiah berada di posisi 8.673 per dollar atau melemah 0,1%. Pada 14 dan 15 April lalu, rupiah sempat bertengger di posisi 8.688, yang merupakan level paling lemah sejak 4 April. Sepanjang tahun ini, mata uang Garuda sudah menguat 3,5% dan menyentuh level paling perkasa pada 11 April di posisi 8.637.
"Pengetatan moneter China diprediksi akan membuat perekonomian melambat dan hal itu juga akan berdampak pada tingkat ekspor Indonesia," jelas Lindawati Soesanto, head of treasury PT Bank Resona Perdania kepada Bloomberg.
Seperti yang diketahui, People's Bank of China kemarin memutuskan akan menaikkan rasio Giro Wajib Minimum perbankan sebesar 50 basis poin yang akan berlaku mulai 21 April mendatang. Langkah tersebut dilakukan untuk menahan laju tingkat inflasi yang semakin membumbung di negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News