kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepemilikan SBN pada dana pensiun turun, asuransi naik tipis


Kamis, 29 Agustus 2019 / 21:20 WIB
Kepemilikan SBN pada dana pensiun turun, asuransi naik tipis


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sepanjang Agustus, Institusi Keuangan Non Bank (IKNB) seperti dana pensiun, asuransi dan individual kompak mencatatkan pertumbuhan kepemilikan di Surat Berhara Negara (SBN). Hanya kepemilikan reksadana di SBN saja yang menurun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan per Senin (26/8), kepemilikan asuransi di SBN tercatat naik Rp 73 miliar ke Rp 215,20 triliun sepanjang bulan Agustus. Berikutnya, kepemilikan dana pensiun di SBN juga meningkat sebesar Rp 4,34 triliun menjadi Rp 246,06 triliun.

Sementara, kepemilikan SBN oleh individu juga meningkat Rp 92 miliar menjadi Rp 76,06 triliun. Namun, kepemilikan reksadana di SBN berkurang Rp 1,96 triliun menjadi Rp 118,36 triliun.

Baca Juga: Suku Bunga Turun, Reksadana Bakal Kecipratan Untung premium

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kepemilikan SBN oleh dana pensiun dan asuransi terus naik karena adanya aturan POJK No 1/POJK.5/2016 yang mewajibkan dana pensiun pemberi kerja harus menempatkan investasi ke SBN paling rendah 30%. Sedangkan, pelaku asuransi jiwa wajib menempatkan 30% dari dana investasi di SBN. Sementara, asuransi umum wajib 20% masuk ke investasi SBN.

"OJK cukup tegas memberi peringatan keras kalau ada institusi dana pensiun dan asuransi yang belum sampai 30% menempatkan investasinya di SBN," kata Ramdhan, Kamis (29/8).

Dengan adanya aturan tersebut, Ramdhan optimistis kepemilikan dana pensiun dan asuransi akan tetap tumbuh, meski dalam dua bulan ke belakang pasar obligasi domestik turut tertekan sentimen negatif perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Reksadana turun

Di satu sisi, analis mengatakan jumlah kepemilikan reksadana di SBN masih turun karena pelaku pasar melakukan aksi ambil untung atawa profit taking.

Bayu Pahleza, Fund Manager OSO Manajemen Investasi mengatakan kenaikan return yang didapat dari pasar obligasi cukup signifikan dan membuat sebagian pelaku pasar merealisasikan keuntungan dengan melepas kepemilikan SBN. Lihat saja, sejak awal tahun yield seri acuan FR0078 tenor 10 tahun bergerak turun dari 7,9% ke 7,3% per Kamis (29/8). Dengan kata lain, harga SBN naik 7,5%.

"Manajer investasi bisa tambah kepemilikan kalau ada subscription, terutama dari klien institusi yang memiliki kewajiban investasi di SBN baik melalui reksadana," kata Bayu.

Baca Juga: Pemangkasan suku bunga acuan menguntungkan reksadana berbasis obligasi

Ramdhan menduga kinerja pasar obligasi yang positif membuat sebagian pelaku pasar melakukan profit taking dan mengalihkan dananya ke obligasi korporasi untuk mendapatkan return yang lebih tinggi. "Sebagian aset mereka alihkan dulu ke obligasi korporasi karena kalau pegang SBN saja yield-nya sudah mengecil," kata Ramdhan.

Meski saat ini jumlahnya turun, Ramdhan optimis kepemilikan reksadana di SBN akan meningkat selama industri reksadana terus tumbuh. Pada Juli 2019, dana kelolaan industri reksadana tembus Rp 525,82 triliun atau naik Rp 32,76 triliun secara bulanan.

Baca Juga: Minat turun, rata-rata penjualan ST005 per investor makin merata

Bayu menambahkan di tengah tren penurunan suku bunga, pasar obligasi jadi berpotensi mencatat kenaikan imbal hasil. Tapi, Bayu memproyeksikan pertumbuhan kinerja sudah tak lagi signifikan seperti selama di semester I 2019.

"Kami proyeksikan BI akan turunkan lagi suku bunga, jika pelaku pasar juga memproyeksikan penurunan suku bunga maka pasar obligasi akan lebih atraktif dan MI bisa tambah kepemilikan di SBN," kata Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×