Reporter: Danielisa Putriadita, Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor asing dalam membeli obligasi korporasi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia, total jumlah (outstanding) kepemilikan asing di obligasi korporasi hingga akhir November mencapai Rp 30,51 triliun. Jumlah tersebut naik 5,1% atau setara Rp 1,48 triliun dari akhir tahu lalu.
Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatakan minat asing terus tumbuh di obligasi korporasi karena obligasi korporasi menawarkan yield yang lebih tinggi dari obligasi negara.
Baca Juga: Masa penawaran obligasi Kereta Api Indonesia dimulai hari ini
Imbal hasil obligasi korporasi terlihat menggiurkan karena spread antara obligasi negara dengan obligasi korporasi cukup besar.
Fikri mencatat terdapat spread di atas 100 basis poin antara obligasi korporasi dengan rating AAA dan Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor satu tahun.
Dari sisi kinerja, obligasi korporasi juga tumbuh signifikan hal ini tercermin dari indeks INDOBeX Corporate Total Return berhasil tumbuh 13,5% sejak awal tahun hingga Senin (9/12) berada di level 298,117 dan menyentuh level tertinggi sepanjang masa.
Di tengah total outstanding asing di obligasi korporasi terus tumbuh, tetapi porsi kepemilikan asing cenderung stagnan dalam dua tahun terakhir.
Tercatat, porsi kepemilikan asing di obligasi korporasi mencapai 7,42% di 2017. Sementara, di 2018 porsi kepemilikan menurun ke 6,69%.
Sedangkan, hingga akhir November 2019, porsi kepemilikan asing bertahan di 6,46%. Sementara, kepemilikan asing di SUN terus naik dan bertahan di porsi jumbo 38%.
Analis Obligasi BNI Sekuritas Ariawan mengatakan porsi asing di obligasi korporasi belum tumbuh sebesar porsi kepemilikan asing di SUN karena likuiditas obligasi korporasi belum sebaik SUN. Sementara, asing lebih tertarik pada instrumen yang likuid.
"Volume transaksi obligasi negara capai Rp 13 triliun per hari sementara volume transaksi obligasi korporasi hanya sekitar Rp 1 triliun per hari, jadi likuiditas obligasi negara lebih baik di pasar sekunder," kata Ariawan, Senin (9/12).
Baca Juga: Pembukaan rekening tabungan baru secara online mulai ramai
Dengan begitu, Ariawan memperkirakan investor asing yang masuk ke obligasi korporasi cenderung memiliki tujuan investasi jangka panjang yang akan memegang obligasi hingga jatuh tempo.
Meski begitu, Ariawan mengapresiasi peningkatan outstanding asing di obligasi korporasi. Menurut Ariawan, seiring dengan tumbuhnya outstanding asing di obligasi korporasi maka likuiditas obligasi korporasi di pasar sekunder juga bisa meningkat.
"Likuiditas yang meningkat bisa menarik lebih banyak investor asing untuk masuk ke obligasi korporasi sehingga porsi kepemilikan asing juga memungkinkan untuk naik," kata Ariawan.
Katalis positif lain yang mendukung pertumbuhan minat pada obligasi korporasi berasal dari tren penurunan suku bunga yang masih berlanjut di tahun depan.
Ariawan mengatakan yield di tahun depan berpotensi turun seiring tren penurunan suku bunga. Harga obligasi korporasi pun bisa ikut naik. Sehingga, investor tidak hanya mendapat kupon tetapi juga capital gain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News