Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak mentah kembali naik di akhir pekan. Peningkatan indeks kepercayaan konsumen di Jerman serta Bursa Standard & Poor's 500 yang ditutup positif menjadi penyokong penguatan harga emas hitam ini.
Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2013 di Bursa Nymex, Jumat (22/2), naik 0,31% menjadi US$ 93,13 per barel dibandingkan harga sehari sebelumnya. Ini merupakan harga terendah sejak akhir Desember 2012. Selama sepekan, harga minyak turun tajam sebesar 3,4%.
Harga minyak tertekan beberapa hari terakhir setelah Energy Information Administration (EIA) merilis data cadangan minyak mingguan AS yang meningkat. Dua pekan lalu, cadangan minyak AS naik 4,1 juta barel menjadi 376,4 juta barel. Data jumlah pengangguran mingguan AS juga meningkat dari sebelumnya 342.000 menjadi 362.000.
Namun, pasar merespon positif data kepercayaan konsumen di Jerman yang naik ke level tertinggi dalam sepuluh bulan, hingga membuat harga minyak kembali menguat.
Masih dalam tekanan
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures, mengatakan, harga minyak menanjak di akhir pekan setelah turun terlalu tajam dalam beberapa hari sebelumnya. "Ini hanyalah fase konsolidasi, potensi penurunan harga masih ada," ujar Nizar.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures, menambahkan, pergerakan harga minyak sampai akhir pekan mungkin masih akan melemah. Kondisi ekonomi global yang belum stabil memicu potensi kontraksi pada beberapa negara yang akhirnya bisa berimbas pada pergerakan harga minyak.
Selain itu, masalah pemotongan anggaran di AS juga semakin membuat pasar waspada. Jika sampai awal Maret nanti tidak ada kata sepakat antara Obama dengan Kongres, maka pemotongan anggaran otomatis akan diberlakukan dan akan berdampak pada sektor industri di AS.
Sentimen yang mungkin bisa menahan laju penurunan harga minyak di pekan ini adalah rilis indeks manufaktur China yang diperkirakan masih di atas 50. “Ini lantaran China merupakan salah satu negara pengkonsumsi minyak terbesar di dunia setelah AS,” kata Zulfirman.
Secara teknikal, Nizar analis SoeGee Futures melihat ada potensi penurunan terbatas. Moving average (MA) menunjukkan harga di bawah MA 50 dan MA 100, mengindikasikan bearish. Moving average convergence divergence (MACD) berada di titik 0, dengan pergerakan flat. Relative strength index (RSI) naik dari 38 ke 39, namun bergerak flat.
Prediksi Nizar, harga minyak dalam sepekan tertekan di kisaran US$ 90,00 – US$ 95,00 per barel. Hitungan Zulfirman, harga minyak menurun terbatas di kisaran US$ 90,50 – US$ 94,50 per barel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News