Reporter: Ahmad Febrian, Yuliana Hema | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi kompak membukukan kinerja yang positif selama semester I-2025. Saham emiten sektor ini bergerak. PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) misalnya, pada Senin (11/8) naik 2,4% menjadi Rp 640.
Pemicu penguatan harga saham MTEL bukan cuma dampak kinerja. Kenaikan muncul sejak anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini mengagendakan pembelian kembali saham (buyback) hingga maksimal 4,12% dari total saham beredar. Alokasi dana untuk aksi korporasi ini mencapai Rp 1 triliun.
Di saat bersamaan, berembus rumor terkait rencana merger antara MTEL dan Tower Bersama Infrastructure (TBIG). “Setelah ISAT dengan Tri, lalu EXCL dan FREN merger, masa industri penunjangnya seperti tower dan fiber tidak ikutan," ujar seorang analis, Senin (11/8).
Analis BRI Danareksa Sekuritas Kafi Ananta dan Erindra Krisnawan menyebutkan, realisasi kinerja keuangan MTEL sepanjang semester I-2025 sesuai dengan perkiraan. Perolehan laba bersih senilai Rp 1,09 triliun setara dengan 52% dari target BRI Danareksa Sekuritas dan merefleksikan 50% dari konsensus analis.
Kinerja yang kuat tersebut didukung atas stabilnya kinerja sektor penyewaan menara telekomunikasi dan fiber optik. Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan beli saham MTEL dengan target harga Rp 800.
Baca Juga: MTEL Manfaatkan Penurunan Suku Bunga untuk Atur Posisi Utang
Begitu juga dengan analis MNC Sekuritas, Christian Sitorus menyebutkan, berlanjutnya ekspansi infrastruktur dan disiplin biaya menjadikan saham Mitratel (MTEL) makin menarik. Perseroan juga akan diuntungkan tren peningkatan biaya sewa menara telekomunikasi dan jaringan fiber sejalan dengan berlanjutnya ekspansi jaringan operator telekomunikasi.
Dalam riset terbaru, MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp Rp780. Target tersebut mempertimbangkan peluang kenaikan pendapatan dari ekspansi jaringan fiber dan berlanjutnya perluasan jaringan oleh operator telekomunikasi.
Equity Research Analyst KB Valbury Sekuritas, Steven Gunawan mencermati, kinerja MTEL di separuh pertama 2025 sesuai ekspektasinya dan konsensus. Didukung oleh biaya tunai yang lebih rendah dan efisiensi biaya operasi dan pemeliharaan.
Menurutnya, risiko hilangnya sewa dari PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), entitas hasil merger XL Axiata dan Smartfren semakin berkurang. Ini akan menjadi keuntungan bagi kinerja MTEL ke depan dengan dukungan dari segmen fiber to the tower (FTTH)
“Namun risiko tetap ada dari langkah efisiensi biaya operator telekomunikasi dan tantangan pembangunan jaringan di tengah konsolidasi industri yang sedang berlangsung,” tulis Steven dalam riset yang dirilis pada 1 Agustus 2025.
Nah, penguatan harga saham tuga didukung rencana pembelian kembali (buy back) saham dengan alokasi dana Rp 1 triliun. Usulan buyback akan dimintakan persetujuan pada RUPSLB yang digelar pada 26 Agustus mendatang.
Target harga tertinggi saham MTEL diberikan broker Sinarmas Sekuritas dengan target harga Rp 860. Selanjutnya OUB Kay Hian merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp 820. Begitu juga BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham MTEL dengan target harga Rp 800.
Selanjutnya: Ide Menu Diet Selama Seminggu Yang Sehat dan Anti Lapar
Menarik Dibaca: Ide Menu Diet Selama Seminggu Yang Sehat dan Anti Lapar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News