Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus merangsek naik. Sampai pukul 12.30 WIB, kemarin, harga CPO pengiriman April 2010 di Bursa Derivatif Malaysia naik 1,4% ke level RM 2.555 per ton atau setara US$ 742 per ton. Ini merupakan harga tertinggi minyak sawit mentah sejak tiga pekan terakhir.
Menanjaknya harga CPO tak lepas dari spekulasi melorotnya persediaan komoditas tersebut di Malaysia, yang merupakan produsen CPO terbesar kedua di dunia. Di sisi lain, permintaan ekspor di negara itu terus melonjak. "Katalis utama peningkatan harga CPO adalah data-data ekspor Malaysia," kata Ben Santoso, analis DBS Vickers Securities, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Analis Lautandhana Securindo, Muhammad Sugiarto, menambahkan, permintaan terhadap CPO setiap tahun terus meningkat. Permintaan terutama datang dari India. Bahkan, impor CPO India sudah melampaui permintaan dari China.
Tahun lalu, India mengimpor CPO sebanyak 6,6 juta ton, menyalip impor China sebanyak 6,3 juta ton. "Pertumbuhan impor India setiap tahun sebesar 22%, sedangkan impor China hanya tumbuh 6%," kata Sugiarto. Dia pun memprediksi, India berpotensi mengimpor 8,1 juta ton CPO pada tahun ini. Sementara China mengimpor CPO sebanyak 6,6 juta ton.
Selain faktor fundamental, harga CPO juga terkerek kebangkitan harga minyak mentah dan kedelai. Di Bursa Chicago Amerika Serikat, kemarin, harga kedelai sempat naik 1,4% menjadi US$ 9,275 per bushel. Kedelai merupakan substitusi dari CPO.
Sugiarto melihat, selama kuartal pertama 2010, harga rata-rata CPO berada di posisi US$ 720 per ton. Sampai akhir tahun ini, dia meramal harga CPO bisa menyentuh batas atas US$ 780 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News