kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kenaikan harga komoditas mengangkat indeks sektor energi hingga 26,58%


Minggu, 03 Oktober 2021 / 15:23 WIB
Kenaikan harga komoditas mengangkat indeks sektor energi hingga 26,58%
ILUSTRASI. Indeks sektor energi mencatat kenaikan tertinggi ketiga setelah sektor teknologi dan sektor transportasi dan logistik.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Dia memperkirakan output global akan siap meningkat di semester kedua 2021, setelah OPEC+ menyetujui kesepakatan baru untuk merelaksasi pembatasan produksi. "Dengan demikian, kami memperkirakan produksi minyak mentah global akan meningkat 3,3% secara year-on-year (yoy) menjadi 97 thousand barrels per day (MBPD),” terang Juan.

Mirae Asset menyematkan rating netral di sektor migas Indonesia. Rekomendasi ini didasarkan pada ketidakpastian permintaan akan minyak seiring potensi memburuknya situasi pandemi yang mengurangi mobilitas masyarakat, yang pada akhirnya berpotensi menekan permintaan terutama di sektor transportasi. Kemudian, adanya potensi pasokan minyak yang lebih tinggi di paruh kedua tahun depan.

Di sektor migas, Juan menjadikan MEDC sebagai pilihan utama (top pick). Hal ini mengingat adanya potensi pertumbuhan laba bersih dari kenaikan harga minyak serta adanya diversifikasi pendapatan lewat segmen ketenagalistrikan dan komoditas mineral. 

Juan merekomendasikan beli saham MEDC dengan target harga Rp 860 per saham dan trading buy saham PGAS dengan target harga Rp 1.350 per saham. Jumat (1/10), harga saham MEDC turun 2,73% ke Rp 535 per saham. Sedangkan harga saham PGAS melonjak 7,56% ke Rp 1.280 per saham. 

Baca Juga: Medco E&P manfaatkan aset idle untuk pertahankan produksi di Blok Lematang

Timothy menilai, kinerja emiten tambang batubara berpotensi meningkat di tahun ini. Sebab, realisasi harga batubara biasanya mengalami lagging (jeda) antara 3 bulan-6 bulan. Peningkatan harga yang tinggi selama semester I-2021 dinilai baru akan terasa pada laporan keuangan semester kedua 2021. “Jadi sudah dapat dipastikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) dari emiten-emiten batubara ini akan terus meningkat di semester kedua 2021 hingga akhir tahun,” kata Timothy.

Dia memproyeksi harga batubara mungkin bertahan di kisaran US$ 200 per ton. Seharusnya, peningkatan harga saat ini bisa ditanggulangi sebagian oleh pemerintah China, sehingga harga diperkirakan akan terkoreksi lagi. Namun, harga komoditas ini punya potensi naik lagi jika China tidak bisa menyuplai batubara untuk musim dingin nanti.

“Sentimennya terutama dari krisis pasokan listrik di China. Karena pemerintahan China juga ingin mengurangi penggunaan batubara ke depannya, sehingga mereka mengurangi investasi di PLTU dan mencoba untuk mengurangi emisi karbon tahun ini,” pungkas Timothy.

Timothy masih merekomendasikan saham PGAS dengan target harga Rp 1.500, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di target harga Rp 2.900, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) di target harga Rp 30.700 per saham. UNTR dipilih karena bisnisnya yang sangat terpengaruh dari penjualan alat berat sektor pertambangan.

Baca Juga: Harga minyak terangkat, analis rekomendasikan saham-saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×